Senin 17 Aug 2020 13:39 WIB

Dipatenkan, Vaksin Covid-19 Buatan China Siap Produksi

Paten yang diberikan meningkatkan kepercayaan pasar pada vaksin China.

Rep: Kamran Dikarma/Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
China telah mematenkan vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkannya. Dengan demikian, Beijing terbilang sudah siap untuk melangkah ke tahap berikutnya, yakni produksi.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
China telah mematenkan vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkannya. Dengan demikian, Beijing terbilang sudah siap untuk melangkah ke tahap berikutnya, yakni produksi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah mematenkan vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkannya. Dengan demikian, Beijing terbilang sudah siap untuk melangkah ke tahap berikutnya, yakni produksi.

Dilaporkan laman Global Times pada Ahad (16/8), vaksin yang dipatenkan adalah vaksin adenovirus rekombinan bernama Ad5-nCoV. Vaksin itu dikembangkan bersama oleh perusahaan biofarmasi China CanSino Biologics Inc dan tim yang dipimpin oleh pakar penyakit menular militer China Chen Wei.

Baca Juga

Menurut dokumen yang diterbitkan di situs web China's National Intellectual Property Administration, vaksin tersebut dapat diproduksi secara massal dalam waktu singkat jika terjadi wabah. Sementara CanSino mengatakan pemberian paten mengkonfirmasi kemanjuran serta keamanan vaksin dan secara meyakinkan menunjukkan kepemilikan hak kekayaan intelektual.

Tao Lina, seorang ahli vaksin yang berbasis di Shanghai, mengatakan pemberian paten kemungkinan akan memfasilitasi proses pemasaran. Menurut dia, paten yang diberikan secara resmi juga akan meningkatkan kepercayaan pasar pada vaksin Covid-19 yang dikembangkan China, terutama di pasar internasional.

Selain China, negara yang telah mendaftarkan vaksin Covid-19 yang dikembangkannya adalah Rusia. Moskow bahkan telah memulai proses produksi. Warga di sana diperkirakan akan memiliki akses penuh terhadap vaksin dalam tempo sembilan bulan hingga satu tahun mendatang.

Dimulainya produksi vaksin diumumkan Kementerian Kesehatan Rusia pada Sabtu (15/8). Vaksin bernama "Sputnik V" adalah hasil pengembangan Moscow Gamaleya Institute. Kepala Pusat Penelitian Federal untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya Alexander Ginzbrug mengungkapkan warga Rusia dapat memperoleh akses penuh terhadap vaksin dalam sembilan bulan hingga satu tahun mendatang. "Penting untuk dipahami kapan kami bisa memenuhi permintaan negara. Saya berharap itu akan terjadi dalam 9-12 bulan," kata Ginzburg saat diwawancara kantor berita Rusia, TASS.

Menurut dia, setelah diproduksi, vaksin akan didistribusikan ke 10-15 wilayah Rusia. Namun Ginzburg tak menyebutkan nama-nama wilayah tersebut. Ia menyebut dalam waktu sekitar satu bulan, sekitar satu juta dosis vaksin akan diproduksi di tiga pabrik penghasil antibodi monoklonal. "Pada akhir tahun, akan ada 1,5-2 juta dosis yang diproduksi. Ini adalah angka yang nyata dan bagus untuk skala negara," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement