Senin 17 Aug 2020 04:53 WIB

Bela Diri Indonesia Didukung Tampil di Olimpiade

Nilai-nilai ajaran silat bisa tersebar melalui Olimpiade.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Atlet Pencak Silat nasional asal dari Sumatera Barat Suci Wulandari (kiri) bersama adiknya Yuni Utari (kanan) berlatih secara mandiri di Limau Manih, Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Jumat (3/7/2020). Suci tetap berlatih di masa pandemi guna menjaga stamina dan menguatkan program sebagai persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada tahun 2021.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Atlet Pencak Silat nasional asal dari Sumatera Barat Suci Wulandari (kiri) bersama adiknya Yuni Utari (kanan) berlatih secara mandiri di Limau Manih, Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Jumat (3/7/2020). Suci tetap berlatih di masa pandemi guna menjaga stamina dan menguatkan program sebagai persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mayjen TNI (Purn.) Eddie Mardjoeki Nalapraya mendukung pencak silat agar dipertandingkan di Olimpiade suatu saat nanti. Hal itu ia sampaikan ketika membuka 'Open International Virtual Pencak Silat Tournament Jurus Tunggal dan Beregu' di Padepokan Silat TMII, Jakarta, Sabtu (15/8). 

Mantan Ketua Umum PB Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI), Presiden Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT) itu menyatakan, masuknya Pencak Silat ke perhelatan olahraga dunia Olimpiade akan menjadi jalan bagi menyebarnya nilai-nilai ajaran silat yang utuh nantinya.

Ia yang kini mengabdi sebagai Pembina Utama Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia (FP2STI) menilai, pencak silat membawa aspek spiritual, olahraga, kesejahteraan, seni dan keamanan. 

Eddie yang kerap mendapat julukan Bapak Pencak Silat Dunia ini meyakini penyebaran silat sebagai olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade memungkinkan Pencak Silat dapat dikenalkan lebih luas ke seluruh penjuru dunia. 

"Saat ini Pencak Silat telah ada di berbagai negara di seluruh benua di dunia. Nilai nilai luhur pencak silat seperti ketuhanan, kemanusiaan, kejujuran, kepedulian, kesatriaan dan lainnya ini diharapkan ikut menjadi bagian dari cara Indonesia membangun budaya masyarakat dunia yang lebih baik," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/8). 

Sumbangsih bela diri tersebut juga sudah terbukti ketika UNESCO menetapkan pencak silat sebagai warisan budaya dunia tak benda pada tahun 2019. Keberhasilan IPSI dan Persilat dalam penyelenggaraan Pencak Silat di ASIAN Games 2018 yang lalu dinilai menjadi dasar bagi penyelenggaraan olimpiade nanti.

Kala itu, pencak silat telah diikuti 16 negara di Asian Games 2018. Untuk itu, kemungkinan pencak silat agar dipertandingkan di Olimpiade sangat terbuka lebar. Untuk dapat dipertandingkan di olimpiade pencak silat perlu didorong oleh 70-75 negara. 

Sebab, sudah banyak negara yang telah mengembangkan pencak silat seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Jepang, Korea, India, Laos, Myanmar, Pakistan, Filipina, Thailand, Vietnam, Kazakstan, Tajikistan, Turkmenistan, Kyrgyztan, Yordania, dan Kuwait. 

"Selama ini pertandingan dunia pencak silat hanya dipertandingan di luar event olimpiade baik yang diselenggarakan oleh Persilat, maupun yang diselenggarakan oleh Perguruan-perguruan silat yang memiliki cabang di banyak negara dan menyelenggarakan kejuaraan dunia," katanya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement