Ahad 16 Aug 2020 14:31 WIB

Ada Temuan Pohon Terbesar di Dunia di Agam

Pohon ini wajib mendapatkan perhatian dan perlindungan yang maksimal.

Rep: febrian fachri/ Red: Hiru Muhammad
Pohon jenis Medang (Litsea sp) yang terdapat di nagari Malintang kecamatan Tanjung Raya, Agam diperkirakan termasuk ke dalam catatan pohon dengan diameter terbesar di dunia
Foto: dok BKSDA resor Agam
Pohon jenis Medang (Litsea sp) yang terdapat di nagari Malintang kecamatan Tanjung Raya, Agam diperkirakan termasuk ke dalam catatan pohon dengan diameter terbesar di dunia

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM--Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Resor Agam melaporkan temuan pohon yang termasuk kelompok pohon terbesar di dunia.  Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Resor Agam, Ade Putra mengatakan  pohon enis Medang (Litsea sp) yang terdapat di nagari Malintang kecamatan Tanjung Raya.

"Pohon jenis Medang (Litsea sp) yang terdapat di nagari Malintang kecamatan Tanjung Raya, Agam diperkirakan termasuk ke dalam catatan pohon dengan diameter terbesar di dunia," kata Ade, Ahad (16/8).

Hasil survei yang dilakukan BKSDA Agam, keliling pohon mencapai 14,5 meter dengan diameter mencapai 4,5 meter lebih dan tinggi lebih dari 35 meter.

Ade menjelaskan menurut data yang ada pohon Sequoua yang diberi nama General Sherman merupakan pohon terbesar di dunia dengan diameter mencapai 11 meter dan tinggi lebih dari 80 meter dengan umur sudah lebih dari 2.000 tahun. Pohon ini terletak di Taman Nasional Sequoia di California dan merupakan yang terbesar dan tertua di dunia.

Sementara ukuran pohon raksasa dari Nagari Koto Malintang ini hampir menyerupai  pohon terkenal dari jenis Agathis  di negara Selandia Baru, yaitu pohon Tane Mahuta yang berada di hutan Waipoua dengan diameter 4,4 meter dan tinggi 50 meter, Pohon tersebut sudah ada sejak 1.250 tahun yang lalu, atau bahkan 2.500 tahun yang lalu.

Menurut Ade, adanya potensi kekayaan keanekaragaman hayati ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Ia ingin pohon ini wajib mendapatkan perhatian dan perlindungan yang maksimal.

Lokasi pohon ini berada satu kilometer dari pemukiman warga dengan waktu tempuh jalan kaki selama kurang lebih 20 menit. Sepanjang perjalanan akan disuguhi dengan pepohonan durian yang selalu menjadi atraksi menarik ketika musim berbuah. "Kearifan lokal yang telah berlangsung lama menjadikan pohon ini tetap ada dan terlindungi sampai sekarang," kata Ade.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement