Sabtu 15 Aug 2020 22:41 WIB

Pakistan Jaya Menurut Pengusung Khilafah Tanzeem e Islami

Tanzeem e Islami menilai kejayaan Pakistan tertelak pada konsisten ideologi Islam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
 Tanzeem e Islami menilai kejayaan Pakistan tertelak pada konsisten ideologi Islam.  Bendera Pakistan
Foto: www.tiptoptens.com
Tanzeem e Islami menilai kejayaan Pakistan tertelak pada konsisten ideologi Islam. Bendera Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE – Pemimpin Organisasi Islam Pakistan, Tanzeem e Islami (TI) yang baru saja dilantik yaitu, Syekh Shujauddin mengungkapkan bahwa dirinya mempunyai tantangan besar menjaga perjuangan bangsa serta mencapai mimpi para pendahulunya menghidupkan kembali khilafah  Islam yang sudah dipertahankan selama 45 tahun terakhir.  

"Saya kagum dengan standar tinggi yang ditetapkan pendahulu saya, terutama Dr Israr Ahmad, dan besarnya pencapaian mereka. Saya merasa terbebani dengan tanggungjawab untuk memimpin bangsa menghidupkan kembali khilafah Islam," kata Shujauddin seperti dilansir The News pada Sabtu (15/8).  

Baca Juga

Shujauddin meninggalkan kariernya sebagai akuntan dan memilih menjadi pendakwah dengan konsep khilafah Islam setelah dirinya menonton ceramah Israr Ahmad sejak 1991. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tertarik memahami Alquran dan belajar bahasa Arab.   

Saat masih duduk dibangku sekolah, guru Urdunya telah membuat Shujauddin tertarik mempelajari bahasa Arab. Ia pun mengambil kursus bahasa Arab dan Alquran. Shujauddin secara resmi bergabung dengan Tanzeem e Islami akhir 90-an. 

Ia pun mulai memberikan ceramah tentang Alquran. Terkait upaya organisasinya mencapai tujuan, Shujauddin mengatakan bahwa kualitas dan komitmen menjadi sangat penting. Menurutnya tujuan untuk menghidupkan Islam merupakan upaya yang suci. Menurut Shujauddin Islam menjadi solusi pemersatu Pakistan. 

"Kita harus ingat Islam satu-satunya ideologi yang bisa membuat orang Pakistan bersatu dan menyatu sebagai satu bangsa. Sebab mempromosikan konsep negara bangsa sekuler, kecenderungan rasial dan regional dan selalu menjadi bencana bagi umat Islam," katanya.   

Menurutnya orang Pakistan sangat mencintai Islam. Namun puluhan tahun warga Pakistan hidup di bawah hukum sekuler.   

"Mayoritas rakyat Pakistan sangat mencintai Islam dan budayanya, bahkan mereka yang tak suka beribadah akan bereaksi terhadap penodaan nilai-nilai Islam, bahkan akan mengorbankan nyawanya untuk melindungi kehormatan Nabi," katanya.   

Ia pun memuji pemuda Pakistan atas kecintaannya terhadap sistem Islam. Mengacu pada survei British Council Universitas Karachi menunjukkan bahwa 76 persen mahasiswa memilih sistem Islam untuk Pakistan dan hanya sebagian kecil saja yang memilih demokrasi. 

Selain itu survei Universitas Quaid e Azam pada akhir 2000-an yang menyebut 79 persen pelajar mengatakan kilafah Islam paling cocok bagi Pakistan serta dianggap menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat. Sementara 12 persen lainnya mendukung demokrasi.   

Sementara itu tentang banyaknya partai agama yang tak mampu mendulang cukup banyak suara di parlemen, Shujauddin menilai partai-partai tersebut tak bisa membawa revolusi Islam. Sementara itu tentang perbedaan antara TI dengan organisasi keislaman lainnya dalam menyerukan khilafah Islam, menurut Shujauddin beberapa perdebatan ideologi antarpemimpin Islam dan partainya menjadi suatu hal yang wajar.   

 "Kami menghormati semua cendekiawan dan pendakwah karena mereka mengejar tujuan yang sama untuk menyeru manusia menuju pencapaian yang abadi," katanya. 

Sementara tentang solusi bagi konflik di Kashmir menurut Shujauddin, Muslim Khasmir yang tertindas harus segera diselamatkan dan dilindungi dari kekejaman pasukan India. Selain itu ia juga mengomentari tentang banyaknya umat Muslim yang menjadi korban dalam berbagai konflik di seluruh dunia.  

"Alasan utama dibalik kehancuran umat Islam adalah bahwa pemerintah Muslim tak siap berperang melawan musuh dengan meletakan kepercayaan penuh pada Allah. Penguasa Muslim takut pada kekuatan musuh, atau memprioritaskan untuk melindungi pemerintahan mereka sendiri," katanya. Andrian Saputra

Sumber: https://www.thenews.com.pk/print/700357-only-islamic-ideology-can-keep-pakistanis-united-ti-amir  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement