Sabtu 15 Aug 2020 18:22 WIB

Rusia Mulai Produksi Vaksin Covid-19

Rusia mengeklaim vaksinnya cukup efektif dan membentuk kekebalan.

Vaksin (ilustrasi). Setelah diproduksi, vaksin Covid-19 akan didistribusikan ke 10 hingga 15 wilayah Rusia.
Foto: topnews.in
Vaksin (ilustrasi). Setelah diproduksi, vaksin Covid-19 akan didistribusikan ke 10 hingga 15 wilayah Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah memulai proses produksi vaksin Covid-19. Warga di sana diperkirakan akan memiliki akses penuh terhadap vaksin dalam tempo sembilan bulan hingga satu tahun mendatang.

Dimulainya produksi vaksin diumumkan Kementerian Kesehatan Rusia pada Sabtu (15/8). Vaksin bernama "Sputnik V" adalah hasil pengembangan  Gamaleya Institute di Moscow. Kepala Pusat Penelitian Federal untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya Alexander Ginzbrug mengungkapkan warga Rusia dapat memperoleh akses penuh terhadap vaksin dalam sembilan bulan hingga satu tahun mendatang.

Baca Juga

"Penting untuk dipahami kapan kami bisa memenuhi permintaan negara. Saya berharap itu akan terjadi dalam 9-12 bulan," kata Ginzburg saat diwawancara kantor berita Rusia, TASS.

Menurut Ginzburg, setelah diproduksi, vaksin akan didistribusikan ke 10 hingga 15 wilayah Rusia. Namun, Ginzburg tak menyebutkan nama-nama wilayah tersebut. Ia menyebut dalam waktu sekitar satu bulan, sekitar satu juta dosis vaksin akan diproduksi di tiga pabrik penghasil antibodi monoklonal.

"Pada akhir tahun, akan ada 1,5-2 juta dosis yang diproduksi. Ini adalah angka yang nyata dan bagus untuk skala negara," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengungkapkan pekerja medis dan guru akan menjadi kelompok pertama yang divaksinasi. Pada 11 Agustus, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin virus corona.

Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam proses pengembangan vaksin.

"Saya berharap dalam waktu dekat kami dapat memulai produksi massal obat ini, yang sangat penting," kata dia dalam pertemuan dengan jajaran pemerintahannya pada Selasa (11/8), dikutip laman Sputnik.

Kendati Rusia mengeklaim vaksinnya cukup efektif dan membentuk kekebalan, banyak pihak yang meragukannya. Sejumlah ilmuwan khawatir Moskow menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.

Saat ini, Rusia menempati posisi keempat sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Ia memiliki lebih dari 918 ribu kasus dengan korban meninggal melampaui 15.600 jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement