Jumat 14 Aug 2020 11:03 WIB

Jokowi: Media Jangan Hanya Utamakan Jumlah Klik

Media diminta berkontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo bersiap menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Foto: ANTARA /Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo bersiap menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pentingnya peran media untuk mendukung transformasi kemajuan bangsa. Menurut dia, peran media digital saat ini sangat besar untuk membangun nilai-nilai kemanusian dan kebangsaan.

Namun, Presiden pun menyayangkan perilaku media saat ini yang justru berlomba-lomba meningkatkan jumlah klik dan like. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2020 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat (14/8).

Baca Juga

“Semestinya, perilaku media tidak dikendalikan untuk mendulang click dan menumpuk jumlah like, tapi seharusnya didorong untuk menumpuk kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa,” tutur Jokowi.

Jokowi ingin seluruh platform teknologi saat ini mendukung transformasi kemajuan bangsa. Dalam pidatonya, Presiden juga menyampaikan agar sistem pendidikan nasional mengedepankan nilai-nilai Ketuhanan yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia, serta unggul dalam inovasi dan teknologi.

Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur Pancasila serta menjaga persatuan dan kesatuan nasional. “Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapa pun yang menggoyahkannya,” tegas Jokowi.

Presiden akibat pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia membuat semua yang sudah direncanakan harus berubah total. Termasuk perayaan hari kemerdekaan RI. "Semestinya, seluruh kursi di ruang sidang ini terisi penuh, tanpa ada satu kursi pun yang kosong," kata Presiden Jokowi.

                               

Ia juga menyatakan prihatin karena semestinya, sejak 2 pekan yang lalu, berbagai lomba dan kerumunan penuh kegembiraan, karnaval-karnaval perayaan peringatan hari kemerdekaan diadakan, menyelimuti suasana bulan kemerdekaan ke-75 RI.

                               

"Namun, semua yang sudah kita rencanakan tersebut harus berubah total," kata Presiden. Semua ini, kata Kepala Negara, tetap tidak boleh mengurangi rasa syukur dalam memperingati 75 Tahun Indonesia Merdeka.

                               

"Sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali, sedang menghadapi masa sulit diterpa pandemi Covid-19," katanya. Dalam catatan WHO, kata Presiden, sampai dengan tanggal 13 Agustus 2020, terdapat lebih dari 20 juta kasus di dunia, dengan jumlah kematian di dunia sebanyak 737 ribu jiwa.

                               

"Semua negara, negara miskin, negara berkembang, termasuk negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement