Kamis 13 Aug 2020 15:01 WIB

Luhut Sebut ada Kemungkinan Indonesia Resesi

Luhut meminta pengusaha nasional tidak ragu menanamkan modalnya di dalam negeri.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan ada kemungkinan Indonesia menghadapi resesi. Meski demikian, menurutnya, bangsa Indonesia harus tetap optimistis pertumbuhan ekonomi akan kembali pulih.

"Kemarin Pak Airlangga (Menko Perekonomian) sudah bicara terkait kemungkinan kita resesi. Kemungkinan itu ada saja, tapi kita juga optimis harus ada. Kalau sekarang kita minus 5,32 persen, sekarang kita kerja keras betul-betul supaya bisa nol atau 0,5 persen plus," katanya dalam Rakerkonas Apindo virtual, Kamis (13/8).

Baca Juga

Menurut Luhut, untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi, pemerintah mendorong belanja pemerintah, memberikan stimulus serta mendukung terealisasinya investasi domestik. Ia pun mendorong para pengusaha dalam negeri untuk tidak ragu menanamkan modalnya di Tanah Air.

"Teman-teman sekalian jangan ragu untuk investasi. Investasi saja. Kalau ada masalah beri tahu kita, kita pasti bantu," katanya.

Luhut pun mengaku masih percaya diri tren pemulihan ke depan akan lebih baik. Pasalnya, dari sisi investasi asing langsung (FDI), angkanya masih cukup tinggi. Ia juga menyebut salah satu investor bahkan telah mengumumkan investasi terbaru di bidang pengembangan baterai listrik senilai 2,6 miliar dolar AS.

"Jadi saya sangat confidence kita ini akan tetap makin baik ke depan. Kalau ada yang tidak confidence, saya kira itu mungkin agak sakit juga," katanya.

Luhut juga mengklaim rata-rata jumlah pasien Covid-19 yang sembuh telah mencapai 65 persen. Tingkat kesembuhan di Bali, yang baru-baru ini kembali dibuka pariwisatanya, bahkan disebutnya telah mencapai 85 persen.

"Fatality rate sudah turun ke 4,5 persen. Saya lihat ini angkanya bagus," katanya yang percaya pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi harus dilakukan beriringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement