Kamis 13 Aug 2020 12:32 WIB

Ferdinand Hutahaen Sudah Minta Maaf ke Ahmad Riza Patria

Ferdinand tak membenci Anies Baswedan, hanya kecewa dengan kinerjanya.

Rep: Ratih Widihastuti Ayu Hanifah/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Biro ESDM DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Kepala Biro ESDM DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, Ferdinand Hutahaen di akun Twitter telah menyebarkan hoax terkait Jakarta masuk zona hitam. Ferdinand memang menyindir kinerja Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan tentang penanganan Covid-19 di Jakarta yang jumlahnya terus bertambah.

Kepala Biro ESDM DPP Partai Demokrat tersebut menegaskan, ia tidak menyerang pribadi Anies. "Saya tidak membenci Gubernur Anies Baswedan, hanya saja kecewa dengan kinerja beliau dari program sentralisasi banjir, mengurangi kemacetan dan persoalan Covid-19 yang bertambah signifikan angka positifnya setiap harinya. Seharusnya dipikirkan dong," jelas Ferdinand saat dihubungi Republika pada Kamis (13/8).

Ferdinand juga menegaskan, informasi zona hitam yang disebarkan di akun Twitter tersebut berasal dari pesan berantai di grup WhatsApp. Karena itu, ia membantah sebagai pihak yang membuat gambar peta Jakarta berwarna hitam, yang tercantum logo Badan Intelijen Negara (BIN). Dia pun akhirnya memilih memutuskan untuk menghapus status tersebut.

"Lagian itu juga sudah tersebar. Tetapi setelah tahu itu hoax, sudah saya take down. Kemudian pihak BIN juga sudah klarifikasi. Dalam hal ini saya jelaskan pagi ini sudah meminta maaf kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria melalu pesan SMS singkat ke nomor pribadinya," kata Ferdinand.

Dia pun menjelaskan alasan mengapa kecewa dengan kinerja Anies Baswedan. Menurut dia, kinerja Anies patut dipertanyakan lantaran kasus positif Covid-19 di Jakarta tidak terjadi penurunan. Dia mengaku, dulu pernah terlibat sebagai tim sukses Anies di Pilkada DKI 2017, namun ketika terpilih Anies berubah dari sosok yang dulu dikenalnya.

"Ya saya kecewa aja, dulu pas (Aksi) 212 dia agungkan banget, saya pendukung Anies dulu maju ke DKI Jakarta bersama, tapi dia berubah dari yang saya kenal. Tapi ditegaskan kembali, kalau saya antimenyebarkan hoax, itu semua informasi yang ada dari yang sudah beredar saja," kata Ferdinand.

Ferdinand juga mengkritik anggaran Pemprov DKI untuk pembangunan jalur pesepeda dan Formula E di Monas, yang sebenarnya bisa dialihkan untuk program Covid-19. Dia malah heran mengapa Anies malah mengurangi lebar jalan hanya untuk memfasilitasi pesepeda. Harusnya, kata dia, anggaran itu kalau mendesak bisa digunakan untuk penanganan virus corona. Ferdinand juga mengkritik Anies yang hanya fokus menata wilayah perkotaan, namun tidak di perkampungan.

"Coba dia alihin dana sepeda itu ke Covid-19, ini kan lagi keadaan genting banget. Lagian buat pesepeda makan jalan aja kok, sekarang malah banyak untuk lahan pakiran. Belum lagi masih banyak taman-taman yang belum relativisasi untuk wujudkan pembaruan, ya jangan Jalan MH Thamrin dan daerah perkotaan yang dipercantik," kata Ferdinand.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement