Kamis 13 Aug 2020 09:19 WIB

Pesantren Rayakan HUT RI dengan Doa dan Istighasah

Kegiatan itu bertujuan untuk memohon agar bangsa ini bisa cepat terbebas dari Covid

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin (27/5/2019). Pengajian dalam rangka Nuzulul Quran (malam turunnya kitab suci Al Quran) tersebut untuk mendekatkan santri dengan alam serta mendidik untuk santri rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha./pd.
Foto: ANTARA FOTO
Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin (27/5/2019). Pengajian dalam rangka Nuzulul Quran (malam turunnya kitab suci Al Quran) tersebut untuk mendekatkan santri dengan alam serta mendidik untuk santri rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha./pd.

REPUBLIKA.CO.ID, Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan ke-75 yang jatuh pada Senin (17/8). Namun demikian, perayaan HUT RI tahun ini menjadi berbeda terutama bagi beberapa pondok pesantren karena adanya pandemi. 

Kewaspadaan pesantren ditingkatkan untuk  mencegah penyebaran wabah yang sampai saat ini belum berakhir. Misalnya saja Pondok Pesantren Darussalam Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Pesantren yang berlokasi di Desa Gebugan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang ini tak akan memperingati puncak hari kemerdekaan dengan berbagai perlombaan yang biasanya melibatkan santri. Pada tahun ini, Pesantren Darussalam tengah mempersiapkan kegiatan Mujahadah, Istigosah dan Doa Bersama. 

Menurut pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, KH Murodi, kegiatan tersebut bertujuan untuk memohon agar bangsa Indonesia bisa cepat terbebas dari pandemi Covid-19. Kendati demikian, pelaksanaan istighasah dan doa bersama pada puncak hari kemerdekaan akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19. Di mana santri dan keluarga Pondok Pesantren serta warga sekitar tetap melakukan physical distancing dan menggunakan masker serta mencuci tangan.  

"Dengan adanya gelar doa bersama yang tetap taat protokol kesehatan dari lapisan masyarakat, santri-santri, kiai-kiai. Indonesia semakin jaya dan corona segera hilang dari muka bumi pertiwi ini," tutur kiai Murodi kepada Republika beberapa hari lalu.

Kiai Murodi memastikan pesantren yang diasuhnya tetao kondusif dan menjakankan protokol kesehatan jelang peringatan proklamasi kemerdekaan. Kiai Murodi juga berharap dengan peringatan HUT RI ke-75, para santri di berbagai daerah bisa meneruskan perjuangan para ulama dalam mengisi kemerdekaan yakni dengan senantiasa menebarkan kedamaian di tengah-tengah masyarakat yang beragam. 

"HUT kemerdekaan wajib kita syukuri bersama seterusnya. Harapan kami semua santri di Indonesia bisa meneruskan perjuangan kiainya membawa kedamaian di masyarakat luas yang rahmatal lilalamin," katanya.

Begitupun dengan Pondok Pesantren Husnul Khatimah Kuningan, Jawa Barat. Pesantren yang berlokasi di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana ini memilih untuk tidak merayakan peringatan HUT RI ke-75 dengan meriah. Menurut pimpinan Pesantren Husnul Khatimah, Ustaz Mulyadin tidak adanya kegiatan-kegiatan untuk memeriahkan hari puncak kemerdekaan dikarenakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. "Kita tidak akan menggelar upacara dan kegiatan-kegiatan lainnya terkait HUT RI ke-75 untuk antisipasi penyebaran Covid-19," kata Ustaz Mulyadin.

Meski tak menggelar berbagai kegiatan untuk memeriahkan hari proklamasi, namun Pesantren tetap mengajak santri dan seluruh merenungkan makna dibalik hari kemerdekaan Indonesia. Menurut Ustaz Mulyadin hikmah kemerdekaan bagi santri yakni mengisinya dengan amal shaleh yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Hari kemerdekaan juga menjadi momentum pesantren untuk lebih menanamkan nilai cinta tanah air dan menjadi bagian keimanan. Sebab itu, dia menilai  penting untuk menanam nilai-nilai bela negara kepada santri dengan bekerjasama dengan stakeholder terkait. 

"Di tengah pandemi Covid 19 ini tetap menanamkan sikap optimisme bahwa kalau kita bersatu bergandengan tangan maka kita dapat keluar  dari permasalahan Covid 19. Maka persatuan ummat dan persatuan bangsa menjadi sangat penting dalam menghadapi pandemi Covid 19 dan implikasinya seperti krisis ekonomi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement