Rabu 12 Aug 2020 13:34 WIB

Khofifah Klaim Belajar Tatap Muka Dilakukan Selektif

Uji coba proses belajar mengajar tatap muka di sekolah untuk jenjang SMA dan SMK

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Guru dan siswa melakukan simulasi kegiatan belajar tatap muka
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Guru dan siswa melakukan simulasi kegiatan belajar tatap muka

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemprov Jatim berencana membuka kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka langsung secara bertahap mulai 18 Agustus 2020. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, rencana tersebut diberlakukan setelah Mendikbud RI Nadiem Makarim mengijinkan pembelajaran secara langsung untuk daerah berzona kuning dan zona hijau Covid-19.

Khofifah menegaskan, uji coba tersebut akan diberlakukan dengan beberapa tahapan penting. Ia juga menegaskan tidak semua sekolah melakukan uji coba proses belajar secara secara langsung.

"Pemprov Jatim akan melakukan uji coba proses belajar mengajar secara langsung di sekolah untuk jenjang SMA dan SMK secara selektif atas persetujuan bupati/ wali kota," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa  (12/8).

Khofiffah menegaskan, tidak semua sekolah akan dibuka dan melangsungkan proses belajar mengajar tatap muka secara langsung. Sekolah yang dibuka pun berdasarkan zonasi wilayah Covid-19 yang bukan zona merah.

"Jadi untuk sekolah yang berada di zona merah akan tetap ditutup, sedangkan di zona hijau, kuning dan orange  akan dibuka," ujarnya.

Khofifah mengatakan, untuk sekolah yang berada di wilayah zona kuning proses belajar mengajar akan dibuka 50 persen dari jumlah siswa per kelas. Untuk zona orange 25 persen. Disamping itu, setiap sekolah diminta menyiapkan 4 mata pelajaran setiap harinya dengan durasi 45 menit setiap pelajaran. Jadi lama pembelajaran tatap muka selama uji coba hanya 4 jam pelajaran per hari tanpa jam istirahat.

"Zonasi tersebut terus akan diperbaharui. Misal ada perubahan zonasi dari kuning ke orange maka kapasitas siswa yang masuk harus dikurangi dari 50 persen menjadi 25 persen. Hal yang kita harapkan adalah zona-zona tersebut bisa tetap pada kondisi yang baik," kata dia.

Khofifah menegaskan, untuk sekolah di zona merah untuk sementara belum bisa dibuka. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi resiko siswa terpapar Covid-19. Bagi sekolah yang sudah dibuka berdasarkan zonasi, kata dia, tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan menggunakan masker.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi menjelaskan, jajarannya telah melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah kabupaten/ kota terutama dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat. Tujuannya untuk memastikan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas mendapat persetujuan dan dukungan dari kabupaten/ kota.

Wahid menjelaskan, dalam uji coba pembelajaran tatap muka ini akan diterapkan metode blended learning yakni dengan memadukan metode pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah, dengan pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolah.

“Masing-masing sekolah telah menyiapkan jadwal secara cermat, kapan seorang siswa hadir di sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka dan kapan belajar dari rumah. Demikian pula kurikulumnya, sudah disesuaikan dengan kurikulum darurat yang telah diterbitkan oleh Kemendikbud, dengan menekankan pada kompetensi inti dari suatu mata pelajaran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement