Selasa 11 Aug 2020 20:08 WIB

Grand Design Olahraga akan Fokus pada 5 Cabor Olimpiade

Kemenpora saat ini masih terus menyelesaikan grand design olahraga nasional.

Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta.
Foto: Foto: Istimewa
Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, mengatakan bahwa grand design olahraga nasional yang saat ini tengah digarap bakal difokuskan pada pembinaan untuk lima cabang olahraga (cabor) olimpiade. Kelima cabor olimpiade yang dimaksud, yaitu bulu tangkis, angkat besi, panahan, tinju, dan panjat tebing.

“Grand design olahraga fokus pada lima cabor unggulan potensi olimpiade. Bukan berarti cabor yang lain tidak digarap, tapi karena ini bicara fokus dan target jadi tidak mungkin semua ditargetkan,” ujar Isnanta dalam webinar Akselerasi Penyiapan Atlet Usia Dini "Road to Olympic dan Paralympic Games 2032" di Jakarta, Selasa (11/8).

Proses pembinaan, kata Isnanta, akan dimulai secepatnya pada tahun depan, dimulai dengan cabang tinju, lalu diikuti oleh cabang olahraga lainnya. Targetnya ialah para atlet usia muda yang dipusatkan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) maupun Sekolah Khusus Olahraga (SKO).

Kemenpora saat ini masih terus menyelesaikan grand design olahraga nasional sebelum bisa dilakukan uji publik. Ada tahapan penting yang harus disiapkan. Selain atlet usia dini, grand design juga harus melibatkan sport science, seperti pendekatan fisiologi, osteologi, psikologi, dan ilmu gizi.

“Kenapa sport science? Karena yang dilibatkan atlet adalah tubuh. Di dalam tubuh ada unsur-unsur, seperti tulang, syaraf, asupan gizi yang di situ akan jadi kekuatan pendongkrak semua komponen tubuh,” kata Isnanta menjelaskan. “Jadi karena multidisiplin ilmu, maka benar-benar harus melibatkan kekuatan stakeholder yang banyak.”

Harapannya, jika grand design sudah rampung, maka pembinaan usia dini bisa dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan. "Jangka pendeknya, anak-anak yang kini berusia 10-13 tahun bisa mencapai peak performance-nya pada usia 23-24 tahun dan berprestasi pada Olimpiade 2032," jelas Isnanta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement