Selasa 11 Aug 2020 16:05 WIB

Politikus Gerindra: PDIP Sahabat Kami Sejak Dulu

Prabowo tidak melarang kader Gerindra di daerah berkoalisi dengan partai manapun.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Politikus Gerindra - Habiburokhman
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Politikus Gerindra - Habiburokhman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra Habiburokhman merespons kedekatan Partai Gerindra dan PDIP di sejumlah daerah pada pilkada serentak 2020 kali ini. Habiburokhman mengatakan, Partai Gerindra sejak dulu memang memiliki hubungan baik dengan PDIP.

"Walaupun harus kami tegaskan PDIP sahabat kami, sejak dulu sahabat kami walaupun kontestasi beberapa kali tapi secara institusi mereka sahabat kami," kata Habiburokhman, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/8).

Baca Juga

Habiburokhman mengatakan, dalam pidatonya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianti mengungkapkan bahwa Partai Gerindra boleh berkoalisi dengan partai manapun. Prabowo tidak melarang kader-kadernya di daerah untuk berkoalisi dengan partai manapun.

"Jadi semua partai itu bagus tinggal kita lihat daerah masing-masing. Jadi politik pilkada dengan politik 2024 saya pikir beda," ungkapnya.

Untuk diketahui PDIP dan Gerindra berada dalam satu koalisi di sejumlah daerah pada pilkada serentak 2020 kali ini. Beberapa daerah di antaranya Kota Depok, Tangerang Selatan, Solo, hingga Medan. 

photo
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno - (Republika/Mimi Kartika )

Sementara itu Direktur Eksekutif Paremeter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai ada dua hal yang membuktikan  keintiman antara PDIP dan Gerindra terjalin. Pertama, keduanya kerap berkoalisi di banyak daerah strategis. 

Keintiman lainnya, yaitu terlihat dari kesamaan isu di senayan. "Ibarat duo sejoli, PDIP dan Gerindra lagi mesra-mesranya sekarang. Seperti menemukan cintanya kembali," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (11/8).

Ia tak menampik, koalisi antarkeduanya merupakan bagian strategi untuk pilpres 2024. Koalisi PDIP dan Gerindra yang kian erat menjadi konsolidasi awal menuju jalan panjang 2024. "Memang banyak pilkada secara psikologis berdampak pada 2024," tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement