Selasa 11 Aug 2020 12:34 WIB

Pemerintah akan Beri Kredit tanpa Bunga ke Usaha Ultramikro

Banyak di antara usaha ultramikro yang belum terjangkau perbankan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Seorang penjual lemang di sela menunaikan shalat Ashar sambil menunggu pembeli di kawasan Jalan Gatot Subroto Medan, Sumatera Utara, Selasa (5/5/2020). Pemerintah berencana memberikan kredit usaha tanpa bunga bagi usaha mikro maupun ultra mikro yang kini sedang terdampak pandemi Covid-19. Besarannya mencapai Rp 2 juta tiap debitur.
Foto: ANTARA/septianda perdana
Seorang penjual lemang di sela menunaikan shalat Ashar sambil menunggu pembeli di kawasan Jalan Gatot Subroto Medan, Sumatera Utara, Selasa (5/5/2020). Pemerintah berencana memberikan kredit usaha tanpa bunga bagi usaha mikro maupun ultra mikro yang kini sedang terdampak pandemi Covid-19. Besarannya mencapai Rp 2 juta tiap debitur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana memberikan kredit usaha tanpa bunga bagi usaha mikro maupun ultra mikro yang kini sedang terdampak pandemi Covid-19. Besarannya mencapai Rp 2 juta tiap debitur. Stimulus ini akan disinergikan dengan program subsidi bunga yang outstandingnya sudah ada.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, usaha mikro dan ultra mikro kerap mengalami kesulitan dalam mendapatkan pinjaman. Sebab, banyak di antara mereka yang belum terjangkau oleh perbankan (unbankable).

Oleh karena itu, pemerintah berupaya menjangkau mereka melalui bantuan yang memungkinkan dilakukan tanpa perbankan. "Ini sama saja dengan subsidi bunga yang outstandingnya sudah ada, sekarang kita ingin mengucurkan kredit yang baru kepada usaha kecil menengah," tutur Sri dalam Webinar Stimulus Pemerintah untuk Memperkuat UMKM, Selasa (11/8).

Meski demikian, Sri tidak menjelaskan skema yang akan digunakan secara detail. Menurutnya, kebijakan ini masih dimatangkan bersama dengan kementerian/lembaga terkait.

Sri mencatat, usaha mikro kecil dan menengah yang tidak terjangkau oleh bank masih banyak. Sebanyak 94 persen di antaranya merupakan pengusaha ultra mikro yang memiliki pinjaman di bawah Rp 10 juta dengan tenor 52 pekan.

Untuk menjamin tepat sasaran, Sri menjelaskan, program kredit modal kerja Rp 2 juta ini akan disinergikan dengan stimulus subsidi bunga yang sudah eksisting. Datanya diambil dari PT Pegadaian (Persero), koperasi-koperasi maupun PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang menyasar pengusaha ultra mikro perempuan.

Dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah menganggarkan Rp 123,47 triliun untuk mendukung UMKM. Per Kamis (6/8), anggaran yang sudah direalisasikan mencapai Rp 32,5 triliun atau 27,1 persen dari pagu.

Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) TM Zakir Machmud  menuturkan, pemerintah kini harus lebih fokus pada pemberian bantuan tunai kepada UMKM.

Sebab, beberapa stimulus eksisting seperti subsidi bunga tidak akan menjangkau UMKM secara luas mengingat banyak di antara mereka yang belum menarik pinjaman ataupun tidak terjangkau bank maupun lembaga pinjaman. "Cash is the king, untuk saat ini," kata Zakir, dalam kesempatan yang sama.

Ke depannya, Zakir berharap, pemerintah juga bisa memberikan bantuan yang lebih spesifik ke sektoral. Pasalnya, besaran dampak yang dirasakan tiap sektor berbeda, sehingga mereka membutuhkan perlakuan berbeda pula.

Hanya saja, Zakir mengakui, data masih menjadi tantangan besar untuk merealisasikan harapan tersebut. "Data kita masih tersebar-sebar, sehingga untuk bisa cepat dan tepat itu menjadi sebuah tantangan tersendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement