Selasa 11 Aug 2020 10:42 WIB

Bank Permata Prediksi Penurunan Laba 50 Persen

Covid-19 memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik yang berpengaruh pada kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Permata Tbk memprediksi penurunan laba bersih sebesar 25 persen sampai 50 persen pada tahun ini. Adapun prediksi tersebut didasarkan pada kinerja perusahaan semester pertama 2020.
Foto: Republika/Prayogi
PT Bank Permata Tbk memprediksi penurunan laba bersih sebesar 25 persen sampai 50 persen pada tahun ini. Adapun prediksi tersebut didasarkan pada kinerja perusahaan semester pertama 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk memprediksi penurunan laba bersih sebesar 25 persen sampai 50 persen pada tahun ini. Adapun prediksi tersebut didasarkan pada kinerja perusahaan semester pertama 2020. 

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih perusahaan tergerus hingga 100 persen menjadi Rp 1,74 miliar pada kuartal pertama 2020, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 377,36 miliar.

Baca Juga

“Besar penurunan laba bersih tahun ini mencapai 25 persen sampai 50 persen dibandingkan dengan 2019,” demikan disebutkan perusahaan, Selasa (11/8).

Kendati demikian, perusahaan berupaya fokus mengembangkan bisnis fungsi intermediasi sektor tidak terdampak Covid-19 untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis pada tahun ini. Adanya dampak Covid-19 telah memperlambat pertumbuhan perekonomian domestik yang berpengaruh terhadap penurunan penyaluran kredit perbankan.

“Perusahaan tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada debitur yang bergerak di sektor yang relatif tidak terdampak atau memiliki tingkat risiko kredit yang relatif lebih rendah, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Perusahaan pun akan tetap berupaya untuk menumbuhkan dana pihak ketiga dari sumber dana yang stabil dan efisien yaitu tabungan dan giro,” jelasnya.

Dari sisi pendapatan operasional, tekanan marjin bunga dan perlambatan pertumbuhan kredit, saat ini bank berfokus pada pertumbuhan fee-based income. Dalam mendukung upaya pemerintah dalam memberikan stimulus perekonomian di tengah pandemi, perusahaan juga mengupayakan penyelesaian restrukturisasi/relaksasi kredit bagi debitur yang terdampak pandemi.

"Dari total 312 kantor cabang, 109 kantor sempat tidak beroperasi selama PSBB. Namun, sekarang sudah beroperasi semua secara normal,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement