Selasa 11 Aug 2020 00:18 WIB

Jadwal Reaktivasi Gunung Bromo Tunggu Keputusan 4 Bupati

TNBTS mulai ditutup akibat pandemi Covid-19 sejak 19 Maret 2020.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Masyarakat Suku Tengger menarik kambing yang akan dilarung ke kawah Gunung Bromo dalam rangka perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (7/7/2020). Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur dan penghormatan kepada leluhur masyarakat Suku Tengger dengan cara melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Masyarakat Suku Tengger menarik kambing yang akan dilarung ke kawah Gunung Bromo dalam rangka perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (7/7/2020). Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur dan penghormatan kepada leluhur masyarakat Suku Tengger dengan cara melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) masih belum memastikan jadwal reaktivasi Gunung Bromo. Lembaga pengelola ini masih harus menunggu keputusan empat kabupaten yang menaungi gunung tersebut.

Secara administratif, Gunung Bromo terletak di empat kabupaten di Jawa Timur (Jatim). Kabupaten-kabupaten yang dimaksud antara lain Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. 

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas, BB TNBTS, Sarif Hidayat mengatakan, saat ini baru Bupati Probolinggo yang telah mengeluarkan rekomendasi reaktivasi Gunung Bromo. Sementara untuk tiga kabupaten lainnya masih belum memberikan keputusan pasti. 

photo
Pengunjung naik kuda yang disewakan di Tengger, Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Pemilik kuda mengaku, pada ritual Yadnya Kasada tahun ini omsetnya menurun karena perayaannya hanya diikuti warga Tengger saja. - (Antara/Budi Candra Setya)

"Apabila empat kabupaten telah mengeluarkan rekomendasi, maka TNBTS siap dibuka untuk kunjungan wisata," kata Sarif kepada Republika, Senin (10/8).

TNBTS mulai ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak 19 Maret 2020. Penutupan ini dilakukan sebagai langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19 di tempat wisata. 

Berdasarkan pertimbangan khusus, Gunung Bromo direncanakan akan reaktivasi kembali. Kebijakan ini menyesuaikan arahan dari Surat Edaran Dirjen KSDAE Nomor SE.9/KSDAE/PJLHK/KSA.3/6/2020. Surat tersebut berisi bahwa reaktivasi wisata alam dilakukan secara bertahap dan hanya satu hari perjalanan (One Day Trip).

Sejumlah aturan telah disiapkan termasuk batasan pengunjung per harinya. Berdasarkan daya dukung, Gunung Bromo hanya diperkenankan menerima 20 persen pengunjung dari total kapasitas. Jika kondisi membaik, maka kapasitasnya akan dinaikkan menjadi 40 sampai 50 persen.

"Tapi kalau begitu dibuka saat ini dan ada kejadian, dengan sangat terpaksa akan kita tutup," kata Kepala BB TNBTS, John Kennedie.

Saat ini pemesanan tiket Gunung Bromo hanya bisa menggunakan sistem daring. Berdasarkan kesepakatan, pengelola hanya mau menerima 739 pengunjung per harinya. Total kunjungan ini hanya diperuntukkan Gunung Bromo, bukan pendakian Semeru.

"Sementara ini masih wisata ke Bromo. Bromo ini yang boleh (karena) masih zona kuning. Hijau mudah-mudahan ada secepatnya. Kalaupun nanti ada zona oranye, kalau mau (nanti) dimintakan. Kami masih menunggu rekomendasi dari bupati, dan gugus tugas," ujar John.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement