Senin 10 Aug 2020 16:45 WIB

Konsumsi Ditargetkan Tumbuh Nol Persen pada Kuartal III

Pemerintah fokus akselerasi bantuan sosial untuk mendukung daya beli masyarakat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Bantuan gaji pekerja (ilustrasi). Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga dapat mendekati nol persen, membaik dibandingkan realisasi kuartal II yang mengalami kontraksi 5,5 persen. Akselerasi bantuan sosial serta meningkatkan kepercayaan masyarakat pada penanganan Covid-19 menjadi fokus pemerintah untuk mencapai target tersebut.
Foto: Tim infografis Republika
Bantuan gaji pekerja (ilustrasi). Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga dapat mendekati nol persen, membaik dibandingkan realisasi kuartal II yang mengalami kontraksi 5,5 persen. Akselerasi bantuan sosial serta meningkatkan kepercayaan masyarakat pada penanganan Covid-19 menjadi fokus pemerintah untuk mencapai target tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga dapat mendekati nol persen, membaik dibandingkan realisasi kuartal II yang mengalami kontraksi 5,5 persen. Akselerasi bantuan sosial serta meningkatkan kepercayaan masyarakat pada penanganan Covid-19 menjadi fokus pemerintah untuk mencapai target tersebut.

Sri menuturkan, upaya pemerintah dalam mendorong konsumsi rumah tangga dilakukan dengan dua cara, tergantung pada kategori kelompok yang disasar. Untuk kelompok bawah atau paling rentan, pemerintah memberikan tambahan jaring pengaman sosial agar daya beli mereka tidak merosot.

Baca Juga

Di sisi lain, bagi masyarakat kelas menengah ke atas, pemerintah fokus meningkatkan kepercayaan diri mereka. Sebab, mereka tidak membutuhkan dukungan daya beli dari pemerintah, melainkan rasa aman dan percaya bahwa pandemi bisa segera teratasi.

"Dengan upaya ini, growth konsumsi setidaknya bisa dekati nol persen," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (10/8).

 

Sri menekankan, pemerintah tidak bisa melakukan pemulihan ekonomi secara sendiri, sekalipun untuk menumbuhkan konsumsi rumah tangga. Sebab, komponen terpenting dari konsumsi adalah kegiatan rumah tangga, terutama kelas menengah ke atas.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga pada periode April sampai Juni mengalami penyusutan 5,5 persen. Angka tersebut jauh menurun dibandingkan realisasi periode yang sama pada tahun lalu yang tumbuh positif 2,83 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pelemahan terdapat pada seluruh komponen konsumsi rumah tangga. Kontraksi paling dalam terlihat pada pengeluaran untuk restoran dan hotel. Penjualan eceran juga mengalami kontraksi pada seluruh kelompok penjualan, seperti makanan, minuman, dan tembakau.

"Penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor juga mengalami kontraksi. Jumlah penumpang angkutan rel, laut dan udara terkontraksi. Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit terkontraksi," ucapnya, dalam konferensi pers, Rabu (5/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement