Ahad 09 Aug 2020 19:41 WIB

RS Azra Bantah 10 Karyawan Positif Covid-19

Hasil dari dua kali swab menyatakan 10 karyawan itu negatif Covid-19

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Gita Amanda
RS Azra
RS Azra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Sakit (RS) Azra di Kota Bogor sempat disebut sebagai klaster persebaran Covid-19, lantaran 10 karyawannya dinyatakan positif Covid-19. Namun, pihak rumah sakit segera menindaklanjuti hasil itu dengan melakukan swab sebanyak dua kali.

Swab pertama dilakukan di laboratorium Kalgen Innolab pada 30 Juli 2020 dan swab kedua di Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Jakarta pada 5 Agustus 2020. Hasil dari dua kali swab itu menyatakan 10 karyawan itu negatif Covid-19.

Baca Juga

Diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor menyampaikan adanya 10 pegawai frontliner RS Azra positif Covid-19, enam di antaranya merupakan warga Kota Bogor. Hasil itu, diumumkan pada 27 Juli 2020 usai menerima hasilnya dari Laboratorium Kesehatan Jawa Barat.

“Ini mengkonfirmasi sekaligus mengklarifikasi bahwa karyawan RS Azra kota Bogor tidak terpapar oleh Covid-19 dan RS Azra bukanlah kluster Covid-19 seperti telah diberitakan media sebelumnya,” kata Wakil Direktur Medis RS Azra, Jeffry Rustandi dalam konferensi pers virtual, Ahad (9/8).

Jeffry mengungkapkan, alasan RS Azra melakukan dua kali swab kepada 10 karyawan itu. Meskipun tak berniat meragukan hasil swab dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, pihaknya hanya berupaya untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

"Ini adalah merupakan bagian evaluasi kami untuk lebih mendapatkan kepastian hasil melalui laboratorium yang ditetapkan pemerintah dan diakui kredibilitasnya secara nasional,” ujar Jeffry.

Ia mengatakan, 10 karyawan itu merasa resah lantaran disebut positif Covid-19. Bahkan, keluarga mereka, dikucilkan di lingkungannya.

Selain itu, Jeffry mengatakan, dua kali swab yang dilakukan kepada 10 pegawai itu sebagai upaya untuk mempertahankan RS Azra sebagai satu dari delapan rujukan Covid-19. Hal itu, sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445/Kep.224-Dinkes/2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445/Kep.186-Dinkes/2020 mengenai Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu.

Jeffry menyayangkan penyebutan RS Azra sebagai kluster Covid-19 dan adanya usulan untuk melakukan evaluasi, bahkan penutupan terhadap RS Azra. Menurutnya, harus ada data yang tepat mengenai kluster Covid-19 di RS Azra.

Jeffry menegaskan, selama ditujuk menjadi rumah sakit rujukan Covid-19, pihaknya mentaati standar operasional prosedur (SOP). Secara rutin dan berkala, pihaknya melakukan rapid test sejak bulan Mei 2020 hingga saat ini.

"Ini merupakan proses-proses yang harus kami jalani untuk mengantisipasi penyebaran Covid di lingkungan rumah sakit serta upaya untuk mendukung upaya pemerintah menanggulangi pandemi Covid-19,” kata Jeffry.

Dengan adanya kejadian itu, Jeffry berharap, dapat menjadi pelajaran bersama. Sekaligus, mengingatkan masyarakat agar tetap patuh menerapkan protokol kesehatan.

"Tetap melakukan kontrol, vaksinasi dan konsultasi ke dokter sesuai kebutuhan dan kesehatan, jangan sampai terlambat,” kata dia.

Wakil Wali kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan, meskipun dinyatakan positif Covid-19 pada tes kedua dengan jarak waktu tak sampai 14 hari. Namun, data karyawan RS Azra itu telah masuk dalam data Covid-19 Kota Bogor.

"Kalau sudah pertama masuk dicatatan Covid-19 tentu tetap ada catatannya, nggak mungkin dihapus. Bahwa kemudian setelah beberapa waktu di tes ulang, kemudian negif artinya dianggap sembuh. Kan gitu aja," ucap Dedie.

Dedie menyatakan, idealnya tes swab menang dilakukan di satu sumber laboratorium. Sayangnya, lantaran waktu tunggu hasil lama memaksa mengubah untuk mengirim sampel spesimen.

"Akhirnya seperti sekarang. Tes awal bisa jadi di Balitbangkes Kementerian kesehatan, tes berikutnya di Labkesda, berikutnya lagi di Lab IPB, itu bisa juga begitu. Makanya kadang-kadang kita agak kurang akurat," jelas Dedie.

Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengakui, RS Azra telah melaporkan kejadian tersebut. Namun, saat dilakukan swab massal sebanyak 50 sampel di RS Azra, hasilnya memang 10 karyawan yang terdiri dari enam Kota Bogor dan empat warga Kabupaten Bogor positif Covid-19.

"Sudah negatif, tapi kita cek lagi. Jadi saat itu memang yang positif dari RS Azra itu security, pegawai frontliner," jelasnya.

Demikian, pada waktu itu Dinkes Kota Bogor tetap melakukan penelusuran kontak erat. "Kemudian yang kontak kita sudah isolasi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement