Sabtu 08 Aug 2020 17:29 WIB

TV Israel: Hizbullah Incar Amonium Nitrat Buat Perang Ketiga

Hizbulllah terlibat perang dua kali melawan Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang tentara berjalan di lokasi ledakan yang hancur di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020.
Foto: AP / Thibault Camus
Seorang tentara berjalan di lokasi ledakan yang hancur di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV -- Stasiun televisi Israel, Channel 13 menuduh Hizbullah mengincar amonium nitrat yang meledak di pelabuhan Beirut, Lebanon pekan ini. Stasiun televisi itu melaporkan Hizbullah ingin menggunakan bahan kimia tersebut untuk 'Perang Ketiga Lebanon'.

Dilansir dari Times of Israel, Sabtu (8/8) laporan Channel 13 ditayangkan beberapa jam setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah membantah keterlibatan organisasinya dalam insiden tersebut. Dalam pidatonya Nasrallah menegaskan klaim ledakan Beirut disebabkan senjata atau bahan peledak Hizbullah tidaklah benar.

Baca Juga

"Kami tidak memiliki roket atau bahan peledak di sana, tidak juga di masa lalu, kami tidak memiliki apa-apa di sana, tidak ada rudal, tidak ada amunisi, tidak senjata, tidak ada amonium nitrat, bahkan tidak ada senjata api," kata Nasrallah.

Hingga saat ini Israel belum menuduh Hizbullah di balik ledakan Beirut. Peristiwa ini menelan 154 korban jiwa dan lebih dari 5.000 orang lainnya terluka. "Materi yang meledak di pelabuhan bukan barang baru bagi Nasrallah dan Hizbullah," kata laporan Channel 13 seperti dikutip Times of Israel.

Laporan Channel 13 menyinggung koneksi Hizbullah dengan amonium nitrat di masa lalu, termasuk insiden di Inggris dan Jerman. Hizbullah  pernah menimbun tiga metrik ton amonium nitrat di sebuah gudang di London. Hingga akhirnya lembaga intelijen Inggris M15 dan kepolisian metropolitan London menemukannya pada tahun 2015 lalu.

Hizbullah menyimpan ribuan kantong es berisi amonium nitrat di empat lokasi di utara London. Taktik kantong es ini juga digunakan untuk menyimpang amonium nitrat di Jerman.

"Itu yang ingin Nasrallah ingin lakukan di Eropa, mengenai apa yang disimpan di pelabuhan Beirut, asesmen menyatakan Nasrallah menggunakannya untuk Perang Lebanon Ketiga," kata Channel 13 dalam laporannya.

Israel dua kali berperang melawan Lebanon. Pertama tahun 1982 lalu yang kedua tahun 2006 ketika Hizbullah menggelar serangan lintas batas dengan membunuh dan menculik tentara Israel.

Sementara itu mantan panglima militer dan menteri pertahanan Israel Moshe Ya'alon mengatakan ledakan besar senjata Hizbullah di pelabuhan Beirut meledak lebih dahulu sebelum amonium nitrat. Hal ini disampaikan pada situs berita Arab Saudi, Elaph.

Ya’alon mengatakan Hizbullah mengetahui keberadaan amonium nitrat itu  dan mengendalikan pelabuhan Beirut. Ia mengatakan Israel sudah memberitahu Pemerintah Lebanon mengenai senjata-senjata dan benda berbahaya yang ditimbun Hizbullah di pelabuhan dan tempat lain di seluruh negeri. 

Channel 13 juga menampilkan pidato Nasrallah pada 2016. Ketika itu pemimpin Hizbullah mengancam akan menembakan rudal ke tanki penyimpanan amonia Israel di utara pelabuhan Haifa. "Hizbullah memiliki 'bom nuklir' hari ini, idenya adalah beberapa rudal kami ditambah amonia di Haifa, akan menciptakan efek bom atom," kata Nasrallah saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement