Jumat 07 Aug 2020 18:07 WIB

Jokowi Minta Jajarannya Fokus Kembalikan Rasa Aman

Pemerintahtengah berupaya melakukan perbaikan ekonomi agar tak terjadi resesi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi
Foto: istimewa/tangkapan layar
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya agar fokus mengembalikan rasa aman masyarakat meskipun pandemi belum tampak akan berakhir. Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi kesehatan saat inipun sangat berdampak pada daya belanja masyarakat sehingga menyebabkan roda perekonomian terhambat.

“Karena yang terjadi sekarang adalah hampir 60 persen dari ekonomi kita berasal dari consumer spending dari belanja masyarakat. Nah sekarang masyarakat tidak belanja. Bukan karena uangnya tidak ada, terutama yang golongan menengah ke atas, tapi karena mereka takut untuk berbelanja,” ujar Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (7/8).

Karena itu, menurutnya, Presiden berulang kali menekankan agar juga memperhatikan masyarakat golongan menengah ke atas ini, sehingga belanja masyarakat kembali pulih dan perekonomian kembali berjalan. Yakni dengan memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan ketat dan baik di berbagai tempat.

“Presiden saat terakhir kami dipanggil tekankan bahwa harus benar-benar perhatikan golongan menengah ini. Mereka rasa khawatirnya tinggi. Ini harus diubah menjadi rasa aman sehingga mereka mau keluar rumah, melakukan kontak fisik, sehingga roda ekonomi berputar kembali,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah saat ini tengah berupaya melakukan perbaikan ekonomi agar tak terjadi resesi, salah satunya dengan memberikan stimulus ekonomi. Namun demikian, Budi mengatakan, Presiden juga meminta agar masalah kesehatan ini menjadi prioritas utama untuk ditangani.

“Prediksi pemerintah kalau berhasil tekan covid dan perbaiki ekonomi 3 bulan ini, setidaknya tahun depan hanya dampak ekornya saja dan Indonesia tidak jatuh dalam resesi yang berkelanjutan,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement