Jumat 07 Aug 2020 16:11 WIB

Erick Heran dengan Persepsi Negatif Penanganan Covid-19

Pemerintah bekerja keras mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan penandatanganan akta jual beli tujuh BUMN pemilik Rumah Sakit BUMN dalam pembentukan holding rumah sakit BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/8).
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan penandatanganan akta jual beli tujuh BUMN pemilik Rumah Sakit BUMN dalam pembentukan holding rumah sakit BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku heran dengan persepsi negatif terhadap pemerintah Indonesia dalam penanganan covid-19. Erick menilai persepsi negatif itu juga akan memengaruhi citra pariwisata Indonesia. 

Oleh karena itu, Erick menilai fokus utama pemerintah dalam sektor pariwisata saat ini tertuju pada pasar wisatawan domestik. "Tidak mungkin membuka pariwisata selebar-lebarnya dari luar, nanti malah membuat klaster baru, apalagi persepsi terhadap Indonesia jelek sekali, saya juga bingung," ujar Erick saat pemaparan virtual tentang vaksin di Jakarta, Jumat (7/8).

Baca Juga

Erick menyampaikan, IMF telah memprediksi Indonesia akan menjadi negara lima besar dalam ekonomi dunia pada 2024. Namun di sisi lain, muncul berita yang menjelekkan Indonesia dalam menangani covid-19 dari sumber yang tidak kredibel. 

Faktanya, kata Erick, Indonesia menempati peringkat ke-16 dalam rasio tingkat kematian akibat covid-19 dibandingkan negara-negara dalam G20. Hal ini, kata Erick, berbeda dengan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan mengenai Indonesia yang ada di peringkat ke-97. 

"Kita lihat tidak ada antrean kesehatan di Indonesia, RS kerja keras, kita membangun wisma atlet bersama-sama. Hal ini bagaimana kita memastikan kita juga bisa counter berita negatif yang membuat kita seakan akan jelek banget," ucap Erick. 

Erick menilai kebijakan yang diambil Presiden Jokowi sudah tepat dalam penanganan covid, termasuk tidak menerapkan lockdown yang diyakini membuat ekonomi Indonesia jatuh lebih dalam. Pun dengan kebijakan pelonggaran yang dilakukan saat ini, termasuk pada sektor pariwisata. Erick menilai pembukaan kembali aktivitas pariwisata untuk turis domestik jalan terbaik dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. 

Erick tak menampik beratnya tantangan dalam kondisi sulit saat ini. Seluruh negara pun mengalami hal serupa. Kondisi ini membuat banyak negara menutup perdagangan untuk kepentingan masyarakatnya masing-masing. 

Beruntung, kata Erick, Indonesia memiliki pasar yang besar dengan sumber daya alam yang melimpah sehingga tetap mampu menjaga perekonomian dalam negeri. "Formula terbaik yang sedang kita lakukan, kita bergantung pada ekonomi domestik, kita punya pasar dan sumber daya alam besar, tinggal logistik dan suplly chain yang harus kita perbaiki," ucap Erick. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement