Jumat 07 Aug 2020 06:08 WIB

Perempuan Berperan Penting dalam Ketahanan Pangan

Dalam kehidupan sehari-hari, peran perempuan cenderung lebih dekat dengan lingkungan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga memeriksa tanaman sayuran saat peresmian urban farming (ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga memeriksa tanaman sayuran saat peresmian urban farming (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Perempuan mempunyai peranan penting dalam ketahanan pangan di Indonesia. Hal ini diungkapkan Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Men-LHK), Apik Karyana dalam kegiatan seminar nasional daring yang dilaksanakan Universitas Brawijaya (UB).

Menurut Apik, kerusakan lingkungan menjadi faktor utama terhadap stabilitas ketahanan pangan. Situasi ini bisa diubah dengan peranan dan keterlibatan perempuan. Sebab, permasalahan lingkungan pada dasarnya selalu berhulu di perilaku.  

Baca Juga

"Dan perempuanlah yang menjadi media utama dan pertama yang dapat mendorong perubahan perilaku," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/8).

Di dalam kehidupan sehari-hari, peran perempuan cenderung lebih dekat dengan lingkungan. Beberapa di antaranya seperti ketersedian air bersih dan pengelolaan sampah rumah tangga. Kemudian perempuan juga acap merawat tanaman, holtikultura dan agroforestri.

Hal serupa juga diungkapkan Guru Besar Sosiologi Pertanian UB, Yayuk Yuliati. Kelembutan hati perempuan dalam memelihara lingkungan mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan kehati-hatian dan kecukupan sesuai dengan kebutuhan. Jika terjadi kerusakan lingkungan, maka perempuan yang paling terdampak. "Seperti mereka harus cari air lebih jauh, cari kayu bakar jauh karena rusaknya hutan," ucapnya.

Selain itu, pemberdayaan masyarakat yang memperhatikan aspek gender, baik laki-laki maupun perempuan juga mempunyai hasil lebih signifikan. Aspek-aspek ini dapat membantu mencapai kesejahteraan termasuk ketahanan pangan keluarga. Manajer R&D UB Forest, Asihing Kustanti mengatakan, tidak hanya perempuan yang berpengaruh dan mempunyai andil pada lingkungan. Masyarakat pengguna hutan juga berperan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Selain itu, Asihing juga mengingatkan hutan sebagai penyokong kehidupan masyarakat yang telah memberikan banyak manfaat. Tidak hanya menjadi sumber pangan masyarakat, tapi juga papan dan sandang. Bahkan, secara tidak langsung hutan memberikan keindahan, cadangan oksigen, sumber mata air, pencegah banjir bahkan ekowisata.

"Oleh karena itu, masyarakat seharusnya dengan kapasitas pengetahuan dan inovasi yang dimiliki bisa turut menjaga kelestarian hutan dan bukan malah merusaknya," jelas dosen pertanian UB tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement