Kamis 06 Aug 2020 22:16 WIB

Berapa Usia Kita Kala di Surga? Refleksi Islam dan Kristen

Ada perbedaan usia di surga menurut catatan Islam dan Kristen.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ada perbedaan usia di surga menurut catatan Islam dan Kristen. Taman Islam ilustrasi
Foto: muslim heritage
Ada perbedaan usia di surga menurut catatan Islam dan Kristen. Taman Islam ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak agama memberikan versi berbeda tentang surga. Ada yang menggambarkan surga sebagai tempat yang menyuguhkan taman, sungai, bunga, aroma yang menyenangkan, malaikat cantik, musik yang meriah atau makanan lezat yang tersedia. Namun bagaimana bentuk tubuh manusia di surga? Apakah berwajah muda atau seperti apa?

 

Baca Juga

Peneliti di Pusat Penelitian Studi Wanita Universitas Brandeis di Massachusetts, AS, Margaret Morganroth Gullette, mempertanyakan hal itu dalam artikel yang dimuat di laman The Conversation. Sebab menurutnya, tidak semua agama percaya bahwa manusia akan dibangkitkan kembali sesuai usianya saat meninggal.  

 

"Sebagai penulis buku tentang usia dan budaya, saya cenderung memperhatikan bentuk-bentuk ageisme yang tidak terlihat," kata Gullette, yang kemudian mempertanyakan bagaimana bentuk tubuh manusia saat di akhirat, apakah menjadi muda?

 

Menurut Kristen ortodoks, jika kita layak untuk dibangkitkan dari kematian, maka akan dibangkitkan tidak hanya rohnya saja, tetapi juga bersama daging dan tubuhnya yang dipulihkan seperti Kristus yang meninggal pada usia 33 tahun.

 

Bagi mereka, tubuh manusia di surga tidak akan ada bekas cambuk, tidak ada bekas luka duri, dan tidak ada luka tubuh. Jika dimakan oleh kanibal atau kehilangan anggota tubuh akibat pertempuran, maka orang yang bersangkutan itu akan mendapatkan kembali bagian tubuhnya yang hilang.

 

"Tubuh akan disempurnakan, seperti yang dijanjikan Rasul Matius dalam Perjanjian Baru ketika dia menulis, 'Orang buta menerima penglihatan, orang lumpuh berjalan, mereka yang menderita kusta disucikan, orang tuli mendengar'," jelas Gullette.

 

Sedangkan dalam Islam, Gullette memaparkan, hadits-hadits menyebutkan bahwa orang yang berada di surga itu berusia muda. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang-orang surga akan memasuki surga tanpa rambut (dalam tubuh mereka), tidak berjanggut, berwarna putih, berambut keriting, dengan mata mereka diurapi dengan kohl, berusia tiga puluh tiga tahun".  

 

Di dunia modern sekarang ini, misalnya dalam cerita vampir, ditampilkan para pengisap darah mayat hidup yang muda dan menarik. Padahal ketika usia mereka terungkap, maka sering diketahui usianya mencapai ribuan tahun. Tentu saja, siapa yang ingin melihat hantu yang tua renta?

 

Pertanyaan tersebut diutarakan kritikus Martha Smilgis yang menulis dalam Time pada 1991 silam tentang serentetan film baru-baru ini yang menampilkan aktor-aktor muda dan cekatan yang mengisi kehidupan setelah kematian. "Hollywood ingin (menampilkan) tetap awet muda," kata Smilgis berpandangan.

 

 

Dalam acara televisi tentang akhirat, salah satu cara untuk menghindari hantu tua adalah dengan membuat semua karakter mati muda. Dan dalam serial seperti "Dead Like Me" dan "Forever," kecelakaan aneh di Bumi membuat adanya momen kebangkitan yang menarik.

 

"Saya dapat memahami mengidealkan remaja dalam hidup ini, tetapi hanya dengan mempertimbangkan usia yang dialami orang di tempat kerja. Tentu, seorang pencari kerja paruh baya, yang sangat menganggur, mengubah tanggal lahirnya di resume-nya karena dia dianggap 'terlalu tua' di usia yang terlalu muda. Seorang wanita mewarnai rambutnya dan mendapat sedikit Botox karena alasan yang sama," kata Gullette.

 

Karena itu, menurut dia, surga seharusnya menjadi pintu masuk ke kehidupan masa depan yang lebih baik. Bagi banyak orang sekarang, surga, lebih dari segalanya, adalah tempat di mana kita akan bertemu orang yang kita cintai.

 

"Saya tidak akan tertarik pada surga di mana ibu saya tampak berusia 33 tahun, ketika saya hampir tidak mengenalnya saat berusia enam tahun. Saya juga tidak ingin dia terlihat enam dekade lebih muda dari saya, jika saya tiba di usia 90-an," ucapnya.

 

"Dia meninggal pada usia 96, dan saya ingin dia memiliki wajah yang saya cintai di usia tuanya. Di sanalah dia, masih tersenyum kepadaku dengan ramah, seperti yang dia lakukan dalam sebuah foto yang kulihat setiap hari dalam kehidupanku yang semakin tua," lanjut Gullette.

 

Menurut dia, menjadi muda di surga bukanlah hal yang utama, sebab setiap manusia tentu bisa dicintai karena sosoknya. "Jika demikian, siapa yang perlu menjadi lebih muda? Saya percaya impian kita tentang akhirat perlu menantang gagasan soal penampilan masa muda," jelasnya.

 

 

 

Sumber: https://theconversation.com/how-old-would-you-want-to-be-in-heaven-127410

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement