Jumat 07 Aug 2020 00:13 WIB

Ekonomi Sulteng Tumbuh Positif di Tengah Pandemi

Ekonomi Sulteng tumbuh 2,36 persen pada semester pertama.

Sejumlah bus menunggu waktu keberangkatan di Terminal. Badan Pusat Statistik menyatakan sektor transportasi dan pergudangan menjadi sumber kontraksi tertinggi pada ekonomi nasional semester II 2020 yang mengalami pertumbuhan minus hingga 30,84 persen. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah bus menunggu waktu keberangkatan di Terminal. Badan Pusat Statistik menyatakan sektor transportasi dan pergudangan menjadi sumber kontraksi tertinggi pada ekonomi nasional semester II 2020 yang mengalami pertumbuhan minus hingga 30,84 persen. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Perekonomian Sulawesi Tengah tumbuh positif pada semester I/2020 tercatat sebesar 2,36 persen. Ekonomi Sulteng masih tumbuh positif dalam situasi pandemi.

"Jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha, pertumbuhan terjadi hampir di semua lapangan usaha," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Dumangar Hutauruk, Kamis (6/8).

Baca Juga

Dia mengatakan pertumbuhan kumulatif tertinggi terjadi pada lapangan usaha (LU) industri pengolahan sebesar 18,59 persen. Pertumbuhan yangcukup tinggi kata Dumangar, juga terjadi pada pertambangan dan penggalian yaitu tumbuh sebesar 10,10 persen.

Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, ekonomi Sulteng Semester I/2020 terbesar disumbang oleh LU industri pengolahan 2,40 persen, diikuti LU pertambangan dan penggalian 1,58 persen, disusul informasi dan komunikasi 0,40 persen.

"Serta jasa keuangan dan asuransi berkontribusi0,15 persen," katanya.

Dumangar mengatakan LU lainnya memiliki andil kontraksi 2,18 persen yang meliputi antara lain LU transportasi dan pergudangan minus 1,08 persen, pertanian, kehutanan, dan Perikanan minus 0,49 persen serta konstruksi minus 0,31 persen.

Dumangar menyebut struktur perekonomian Sulteng menurut LU Semester I/2020 masih didominasi empat LU utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan (27,07) persen, kemudian pertambangan dan penggalian (16,88 persen). Industri pengolahan (14,97 persen) berada di urutan ketiga, dan urutan keempat bidang konstruksi (10,34 persen).

"Jika dilihat dari PDRB menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sulteng Semester I/2020 terutama didorong oleh tingginya peningkatan ekspor barang dan jasa sebesar 27,65 persen, sedangkan komponen lainnya mengalami kontraksi," ucapnya.

Dia mengatakan pertumbuhan tertekan oleh peningkatan impor yang cukup signifikan, yaitu sebesar 24,40 persen. Demikian pula kontraksi cukup dalam terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yaitu sebesar 11,61 persen, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,35 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 2,04persen.

Dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi,komponen ekspor mempunyai kontribusi sebesar 22,28 persen. Komponen yang memiliki andil negatif terbesar adalah komponen impor, yaitu sebesar minus 18,45 persen.

"PMTB dan PK-RT masing-masing memiliki andil sebesar minus 1,31 persen dan minus 0,94 persen," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement