Kamis 06 Aug 2020 19:43 WIB

Riset Kembali Ungkap Bacaan Alquran Kurangi Kecemasan

Bacaan Alquran dapat mengurangi kecemasan yang dihadapi seseorang.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Bacaan Alquran dapat mengurangi kecemasan yang dihadapi seseorang. Alquran/Ilustrasi
Bacaan Alquran dapat mengurangi kecemasan yang dihadapi seseorang. Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Di antara semua gangguan kesehatan mental yang menimpa masyarakat umum, gangguan kecemasan adalah yang paling sering terjadi. Menurut hasil survei berbasis populasi, sekitar sepertiga populasi dipengaruhi gangguan kecemasan selama hidup mereka.  

Kecemasan dapat didefinisikan sebagai perasaan subjektif dari ketegangan, ketakutan, kegugupan, maupun kekhawatiran yang disertai dengan gairah fisiologis.

Baca Juga

Penting dalam hidup untuk mengelola tingkat kecemasan, karena secara sistematis berkaitan dengan efek negatif dalam kehidupan. Di dalamnya mencakup penurunan kualitas hidup (QOL), penurunan fungsional dan produktivitas yang lebih rendah.

Studi Global Burden of Disease 2010 (GBD 2010) memperkirakan, gangguan kecemasan berkontribusi terhadap 26,8 juta kecacatan penyesuaian hidup selama bertahun-tahun. Intervensi farmakologis dan non-farmakologis digunakan untuk mengelola kecemasan dalam berbagai pengaturan.  

 

Baru-baru ini, berbagai metode nonfarmakologis, seperti aromaterapi, terapi pijat, teknik relaksasi dan terapi musik telah digunakan untuk mengurangi kecemasan.

Efek anxiolytic dari intervensi musik pada pasien yang menjalani prosedur invasif, pasien kanker, serta mereka yang menderita penyakit Alzheimer telah dikonfirmasi berhasil dalam berbagai penelitian. Meski penggunaan musik sebagai agen penyembuhan bukanlah fenomena baru, penelitian tentang musik religius masih sedikit.  

Ashraf Ghiasi dan Afsaneh Keramat, dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of Listening to Holy Quran Recitation on Anxiety: A Systematic Review, berusaha menghubungkan antara bacaan Alquran dan usaha mengurangi kecemasan. 

Mereka menulis studi yang telah ada sebelumnya menunjukkan agama dan musik religi ada kemungkinan memiliki efek positif pada kesehatan mental. Alquran adalah kitab suci umat Islam dan isinya mencakup semua aspek kehidupan manusia.  

Pembacaan ayat suci Alquran adalah salah satu bentuk musik mistik yang berkontribusi pada pelepasan endorfin dengan merangsang gelombang otak alfa. Oleh karena itu, membaca ayat suci dapat meningkatkan ambang batas stres, menghilangkan emosi negatif dan menciptakan rasa rileks. 

Pentingnya Alquran dalam kehidupan umat Islam meningkatkan minat para peneliti tentang terapi agama sebagai intervensi non-farmakologis untuk manajemen kecemasan. Adapun tinjauan sistematis ini dilakukan untuk menilai studi yang mengevaluasi efek pembacaan Alquran pada kecemasan di berbagai pengaturan. 

Agama adalah sumber sosio-emosional yang penting dan mendengarkan musik religi adalah bagian penting dari kehidupan religius. 

Studi tinjauan sistematis ini dilakukan pada artikel yang diterbitkan antara Januari 1990 dan September 2017. Beberapa database online termasuk SID, Iranmedex, Magiran, IranDoc, PubMed, Scopus, dan Google Cendekia ditelusuri dengan kata kunci "Quran", "kecemasan" dan "uji klinis." Risiko bias di semua studi yang disertakan, dinilai dengan menggunakan alat risiko bias Cochrane Collaboration.  

Dari 973 artikel yang ditemukan dalam pencarian awal, 28 di antaranya menggunakan uji coba terkontrol secara acak dan eksperimen semu dipilih untuk tinjauan sistematis. Dalam kebanyakan studi, //State-Trait Anxiety// Inventory digunakan untuk mengukur kecemasan peserta.  

Salah satu aspek paling indah dari Alquran adalah bunyi yang dikeluarkan saat membaca ayat-ayat Alquran. Dari temuan ulasan, disebut ada efek positif dari mendengarkan pembacaan Alquran dalam mengurangi skor kecemasan di berbagai pengaturan. 

Hanya ada satu penelitian yang dilakukan pada atlet universitas wanita, yang menunjukkan tingkat kecemasan pada kelompok eksperimen kurang dari kelompok kontrol. Tetapi hasil ini tidak signifikan secara statistik. 

Penelitian yang membahas hubungan antara mendengarkan musik religius dan proses fisiologis relatif lebih sedikit. Sebuah studi oleh Bradshaw et al., menunjukkan mendengarkan musik religi pada lansia berkaitan dengan penurunan kecemasan kematian dan berpengaruh positif dalam kepuasan hidup, harga diri, dan rasa kendali atas hidup mereka.

Selama dua dekade terakhir, dilakukan pula  berbagai penelitian tentang efek terapi pembacaan Alquran di Iran. Mahjoob et al, dalam studinya menemukan bahwa mendengarkan Alquran tanpa nada musiknya memiliki efek positif pada kesehatan mental kelompok di universitas ilmu kedokteran.  

Berdasarkan tinjauan terhadap penelitian yang tersedia, dua peneliti ini menyimpulkan pembacaan Alquran dapat digunakan sebagai pengobatan non-farmakologis yang berguna untuk mengurangi kecemasan. Namun, uji coba terkontrol secara acak yang kuat secara metodologis diperlukan di bidang ini.  // Zahrotul Oktaviani

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6178573/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement