Kamis 06 Aug 2020 15:45 WIB

Fakta-Fakta Amonium Nitrat, Bahan Pemicu Ledakan Beirut

Amonium nitrat secara khusus digunakan di bidang pertanian.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Asap mengepul dari lokasi ledakan yang melanda pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu, 5 Agustus 2020.
Foto: AP/Hussein Malla
Asap mengepul dari lokasi ledakan yang melanda pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu, 5 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amonium nitrat adalah salah satu bahan kimia yang diyakini menjadi sumber ledakan di pelabuhan Ibu Kota Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8) lalu. Insiden telah menyebabkan setidaknya 135 orang kehilangan nyawa dan lebih dari 5.000 lainnya terluka

Diperkirakan terdapat 2.750 metrik ton amonium nitrat tersimpan di gudang pelabuhan, dalam kondisi tanpa jaminan selama enam tahun. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Investigasi ke gudang tempat penyimpanan amonium nitrat yang memicu ledakan sedang berlangsung. Pejabat Lebanon mengatakan kepada bahwa kelalaian menjadi penyebab insiden fatal tersebut.

Video yang pertama kali diunggah di media sosial Twitter menunjukkan ledakan dahsyat, yang efeknya terasa dari jarak bermil-mil jauhnya. Rekaman diambil jauh dari pelabuhan, namun terlihat efek guncangan yang melanda hampir seluruh wilayah Beirut.

Di bawah suhu tinggi, amonium nitrat bisa terbakar dengan sendirinya. Tetapi, ledakan di area pelabuhan mungkin telah dipicu oleh kembang api yang juga disimpan di area yang sama.

Selama ini, amonium nitrat menjadi bahan kimia penting, digunakan dalam bangunan, pertambangan, dan produksi makanan di seluruh dunia. Dilansir Inverse, ada beberapa hal yang mungkin harus Anda ketahui tentang senyawa berbahaya ini.

Ketika amonia bereaksi dengan asam nitrat, terbentuk amonium nitrat. Sintesis ini tidak terjadi di alam dan harus dibuat di laboratorium.

Bahan kimia yang larut dalam air yang dihasilkan diproduksi dalam pelet kecil, yang terlihat mirip dengan garam. Amonium nitrat secara khusus digunakan di bidang pertanian, sebagai pupuk nitrogen tinggi, yang merupakan salah satu nutrisi penting untuk tanaman.

Amonium nitrat juga digunakan sebagai bahan peledak kelas industri, untuk pertambangan dan proyek konstruksi lainnya. Bahan ini membuat zat yang disebut ANFO, atau amonium nitrat bahan bakar minyak.

Bahan kimia tersebut juga telah dipelajari untuk digunakan pada motor roket besar. Secara teori, pedoman ketat yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah membantu mencegah kecelakaan terkait penggunaan amonium nitrat. Namun, jika aturan tidak diterapkan dengan baik, akibatnya bisa fatal.

Berbagai insiden

Pada April 2013, ledakan di pabrik pupuk di West, Texas, Amerika Serikat (AS) menyebabkan 15 orang tewas dan 260 luka-luka. Tujuh tahun kemudian, penyebab pasti insiden masih diselidiki.

Di antara penyimpangan keamanan yang dicurigai adalah menyimpan bahan dalam struktur kayu, menyimpan bahan yang mudah terbakar di dekat bahan kimia, serta kurangnya perencanaan darurat.

Ledakan amonium nitrat yang tidak disengaja juga pernah terjadi di Toulouse, Prancis pada 2001 dan Tianjin, Cina pada 2015. Bahan kimia tersebut juga telah digunakan secara sengaja sebagai  peledak, di mana ini merupakan material utama dalam pemboman yang terjadi di Oklahoma pada 1995.

Di Beirut, kegagalan untuk menyimpan sejumlah besar bahan kimia berbahaya seperti itu dengan benar dianggap sebagai penyebab utama ledakan yang fatal. Diantaranya adalah karena penyimpanan amonium nitrat selama enam tahun yang dibiarkan tanpa ditetapkannya aturan keamanan sebagai langkah pencegahan kecelakaan.

"Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat disimpan selama enam tahun di sebuah gudang dan tidak ada tindakan pencegahan yang diambil," kata Mahmoud Al-Asmar, sekretaris jenderal dewan pertahanan tinggi Lebanon dalam sebuah pernyataan.

Di AS, penggunaan amonium nitrat diatur, karena jutaan ton bahan kimia ini digunakan di negara itu setiap tahun, baik sebagai pupuk maupun bahan peledak industri. Sekitar 90 persen bahan peledak di Negeri Paman Sam berbasis amonium nitrat.

Seperti yang dilaporkan oleh Pusat Integritas Publik, sulit untuk menentukan dengan tepat di mana amonium nitrat disimpan, demi alasan keamanan. Amonium nitrat diatur oleh komisi gabungan dari tiga lembaga AS, yakni Badan Perlindungan Lingkungan, Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak.

Badan-badan tersebut menetapkan pedoman untuk menyimpan dan menangani amonium nitrat.  Tetapi regulasi tidak selalu sama pada seitap lembaga.

Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS telah mengusulkan program yang lebih bertarget untuk menetapkan langkah-langkah keamanan, yang disebut Program Keamanan Amonium Nitrat. Idenya telah diberikan dan dipikirkan selama bertahun-tahun, tetapi belum juga difinalisasi.

Dalam sebuah artikel untuk The Conversation, serrang insinyur kimia Gabriel da Silva membuat kasus untuk peningkatan regulasi. Dia menunjuk ke Beirut sebagai pengingat mengapa menyimpan amonium nitrat dengan aman berarti menjaga keamanan seluruh masyarakat di sana.

"Ledakan di Beirut menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peraturan ini," tulis da Silva.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement