Kamis 06 Aug 2020 14:30 WIB

Kemenko Perekonomian: Food Estate Bisa Bantu Jaga Ekonomi RI

Food estate mampu berkontribusi positif dalam hal apapun agar ekonomi tetap berjalan

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Presiden Joko Widodo, Menhan Prabowo Subianto dan Mentan Syahrul Yasin Limpo meninjau Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (9/7). Desa ini merupakan salah satu titik lahan yang terpilih untuk  digunakan dalam pengembangan program food estate.
Foto: Kementan RI
Presiden Joko Widodo, Menhan Prabowo Subianto dan Mentan Syahrul Yasin Limpo meninjau Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (9/7). Desa ini merupakan salah satu titik lahan yang terpilih untuk digunakan dalam pengembangan program food estate.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Proyek food estate diyakini bisa membantu menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19 yang menekan laju perekonomian nasional. Sebab, selain bisa meningkatkan ketahanan pangan pokok dalam negeri, penciptaan lapangan kerja diyakini bakal terjadi.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kemenko Perekonomian, Musdalifah Machmud, mengatakan, dari hasil rilis produk domestik bruto (PDB) nasional oleh Badan Pusat Statistik, hanya sektor pertanian yang mampu meningkatkan kontribusi dan tetap pada laju pertumbuhan positif. Hal itu menunjukkan peran sektor pertanian wajib dijaga untuk terus tumbuh lebih baik.

"Food estate salah satu yang diharapkan bisa berkontribusi positif dalam kondisi apapun untuk menjaga ekonomi kita tetap bisa berjalan," kata Musdalifah dalam sebuah Focus Group Discussion secara virtual, Kamis (6/8).

Ia mengatakan, akibat pandemi Covid-19 dalam lima bulan terakhir, setidaknya ada empat juta tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan. Banyak sektor-sektor usaha yang harus ditutup demi mencegah meluasnya penularan virus corona baru yang belum ditemukan vaksinnya.

Salah satu sektor yang paling terpukul adalah pariwisata karena dibatasinya aktivitas masyarakat. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir kegiatan pariwisata atau yang bersifat leissure tengah digandrungi banyak orang dan mengundang banyak investasi yang masuk. Sayangnya, di tengah perkembangan yang pesat, justru terhantam oleh dampak pandemi yang besar."Karena itu, kalau kita mau mendorong pembangunan dan investasi ya memang yang paling sesuai saat ini ke sektor pertanian," kata Musdalifah.

Ia menuturkan, food estate menjadi salah satu bentuk konkret untuk meningkatkan kegiatan pertanian agar kesejahteraan petani meningkat, lapangan kerja bertambah, dan berujung pada meningkatnya ketahanan pangan.

Musdalifah mengatakan, food estate untuk tahap pertama memang masih berfokus pada komoditas beras. Itu karena beras sudah menjadi makanan pokok seluruh masyarakat Indonesia. Kendati demikian, langkah pendirian food estate bukan berarti mengesampingkan upaya bersama untuk melakukan diversifikasi pangan ke makanan non beras."Jangan sampai negara kita yang agraris tapi tidak ada food estate. Ini harus kita bangkitkan dan dijalankan. Masyarakat yang kehilangan pekerjaan bisa terserap di sini," ujarnya.

Sumbangan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mengalami kenaikan di tengah terjadinya kontraksi perekonomian pada kuartal kedua 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, pertanian menjadi satu-satunya penyangga ekonomi nasional saat ini yang tetap tumbuh positif.

Pada kuartal kedua 2020, sektor pertanian menyumbang 15,46 persen dari total PDB nasional. Angka itu, meningkat dibanding kuartal I 2020 yang sebesar 12,84 persen maupun dibanding kuartal II tahun 2019 sebesar 13,57 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, menuturkan, struktur PDB pada umumnya tidak banyak berubah, Sekitar 65 persen PDB disumbang dari lima sektor yakni industri, perdagangan, pertanian, pertambangan, serta konstruksi.

Namun, pada kuartal kedua kali ini, hanya sektor pertanian yang tetap dapat tumbuh positif sebesar 2,19 persen. Selain kontribusinya kepada PDB yang meningkat. Sisanya, sektor industri mengalami minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, pertambangan minus 2,72 persen, serta konstruksi minus 5,39 persen."Pergerakan lima sektor ini akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Namun sayangnya hanya pertanian yang tumbuh positif, empat lainnya terkontraksi," kata Suhariyanto.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement