Kamis 06 Aug 2020 14:09 WIB

Pemerintah Perlu Tata Sistem Pertanian

Pemerintah bisa mulai melakukan tata kelola dan manajemen waktu panen sesuai zona

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Hiru Muhammad
BPP model perkenalkan Inovasi teknologi irigasi untuk pacu pertanian
Foto: Kementan
BPP model perkenalkan Inovasi teknologi irigasi untuk pacu pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Azrul Tanjung meminta pemerintah untuk mulai mengatur tata kelola dalam manajemen sistem pertanian. Salah satunya dengan menjadwalkan waktu panen berdasarkan zona dan iklim.

"Saat ini petani tidak berdaulat, contoh saja harga jual yang jatuh saat musim panen. artinya kita tidak punya tata kelola yang baik dan kuat dalam sistem pertanian," ujar Azrul kepada Republika, Kamis (6/8).  

"Pemerintah bisa mulai melakukan tata kelola dan manajemen waktu panen yang didasarkan berdasarkan zona, sehingga panen bisa dilakukan setiap hari berdasarkan pembagian zona, bukan hanya satu waktu saja," sambungnya.

Penataan waktu panen ini, kata Azrul setidaknya dapat membantu menstabilkan kondisi ekonomi Indonesia yang kini berada di ambang resesi. Meski tidak dapat diterapkan di seluruh komoditi pangan, namun Azrul meyakini, cara ini dapat membantu Indonesia memulihkan kembali kondisi ekonomi yang kini telah terancam resesi.

"Kita tidak boleh terlena dengan kondisi Covid-19 karena kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir dan kita harus bergerak cepat," kata Azrul.  

Dalam kondisi pandemi ini, tidak  perlu berpikir terlalu jauh, karena solusi perekonomian justru dapat dilakukan dengan membenahi sektor-sektor mendasar, seperti pertanian, perkebunan dan perikanan.  

Dia menegaskan Indonesia tidak bisa mengabaikan tiga sektor tersebut, mengingat status Indonesia sebagai negara agraris dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, yang tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Indonesia, kata Azrul juga perlu mencontoh negara-negara maju yang tidak pernah mengabaikan esensi sektor-sektor mendasar tadi.

"Kita tidak bisa mengabaikan ketiga sektor ini, pertanian, perkebunan dan perairan. Tapi nyatanya kita masih impor sayuran, dan buah dan itu mayoritas dari negara maju. Ini menunjukkan bahwa negara maju seperti amerika sekalipun tidak pernah mengabaikan sektor mendasar ini," ujarnya.

"Jadi tiga sektor tadi, pertanian, perkebunan dan perairan atau perikanan adalah sektor komparatif yang perlu dikuatkan, karena ini adalah potensi Indonesia tidak dimiliki banyak negara lain," kata Azrul.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement