Kamis 06 Aug 2020 11:09 WIB

Kepercayaan dan Kenyamanan Kunci Transaksi di E-Commerce

Adaptasi kebiasaan baru membuat kepercayaan pada e-commerce berlanjut.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Fuji Pratiwi
E-commerce (perdagangan online). Kepercayaan dan kenyamanan dalam berbelanja ​online ini juga membuat konsumen merasa lebih yakin saat bertransaksi.
Foto: Republika
E-commerce (perdagangan online). Kepercayaan dan kenyamanan dalam berbelanja ​online ini juga membuat konsumen merasa lebih yakin saat bertransaksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam riset Kredivo dengan Katadata Insight Center didapati, peningkatan jumlah rata-rata transaksi ​e-commerce per bulan dari kuartal pertama menuju kuartal terakhir pada 2019, memang menunjukkan kepercayaan dan kenyamanan yang semakin mendalam terhadap e-commerce​. Puncak peningkatan ini terjadi pada Desember 2019 dengan jumlah transaksi lebih besar 22 persen dibandingkan rata-rata jumlah transaksi bulanan.

Baca Juga

Direktur Riset Katadata Insight Center, Mulya Amri​ menjelaskan, peningkatan kepercayaan dan kenyamanan dalam berbelanja ​online ini juga membuat konsumen merasa lebih yakin saat bertransaksi dalam nominal besar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai transaksi yang meningkat dari 2018 ke 2019 di hampir semua 13 kategori produk, seperti komputer dan aksesorisnya.

Adaptasi kebiasaan baru dengan berbagai perubahan perilaku masyarakat, menuntut pelaku bisnis terus memahami tren dan perilaku konsumen, baik itu sebelum maupun saat pandemi. Tren positif kepercayaan tersebut juga berlanjut ke semester pertama pada 2020.

Data internal Kredivo mencatat peningkatan frekuensi pembelian di ​e-commerce ​yang terus berlanjut, khususnya pada barang-barang kebutuhan pokok. Selain pergeseran kebiasaan masyarakat dari transaksi ​offline ​menjadi transaksi ​online dan peningkatan adopsi digital. Hal ini juga menandakan masyarakat tetap percaya pada e-commerce​ meskipun di tengah situasi saat ini.

​Secara keseluruhan, riset ini diharapkan menjadi riset yang unik dan berbeda dibanding riset serupa lainnya. Karena riset ini menggunakan pendekatan berbasis data primer Kredivo, sebagai metode pembayaran di hampir semua marketplace dan e-commerce terkemuka di Indonesia.

"Sehingga, harapannya riset ini dapat memberikan gambaran langsung dan lebih mendalam tentang bagaimana sesungguhnya perilaku konsumen dan kinerja industri e-commerce Tanah Air," ujar Mulya.

Hal tersebut sejalan juga dengan proyeksi sektor ​e-commerce Indonesia yang positif, baik dari jumlah pengguna maupun ​gross merchandise value (GMV). Laporan konsultan RedSeer3 pada Mei 2020, memperkirakan e-commerce​ Indonesia tumbuh 50 persen mencapai 35 miliar dolar AS pada 2020 ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement