Rabu 05 Aug 2020 18:03 WIB

Amalan Tahun Baru Hijriyah

Merenungkan semua yang telah diperbuat selama tahun 1441 H.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Fakhruddin
Muhasabah Amalan Tahun Baru Hijriyah (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Muhasabah Amalan Tahun Baru Hijriyah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tahun baru hijriyah akan jatuh pada Kamis, 20 Agustus 2020. Untuk menyambut dan mengawali tahun 1442 H, terdapat sejumlah amalan yang dianjurkan.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, mengatakan, hal pertama yang perlu dilakukan sebelum pergantian tahun adalah bermuhasah. Merenungkan semua yang telah diperbuat selama tahun 1441 H.

"Setelah itu baru merenungkan resolusi untuk tahun 1442 H," kata Kiai Cholil kepada Republika, Rabu (5/8). Jelang tahun baru hijriyah, ia juga menganjurkan umat agar semakin sering bershalawat, beristighfar, dan berzikir.

Setelah tahun berganti, umat Islam akan kembali dipertemukan dengan bulan Muharram. Suatu bulan yang dimuliakan, bahkan dijuluki syahrullah atau bulan Allah.

 

Shekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja wa as-Surur fi Ud'iyyat Tasyrah as-Shudur, menjelaskan sejumlah amalan yang bisa dilaksanakan untuk memaksimalkan potensi Muharam (Republika, 4/9/2019). Amalan tersebut terangkum secara apik dalam bait syair Arab berikut:  

فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ

صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ

وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ

Artinya: “Ada sepuluh amalan dalam Muharam, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah, sambung silaturahim, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, kemudian menambah nafkah keluarga, memotong kuku, dan membaca surat al-Ikhlas 1.000 kali." 

Amalan yang paling utama disunahkan memanglah berpuasa. Keutamaannya tercatat dalam hadis riwayat Abu Hurairah:

جاء رجل إلى النبي ضلى الله عليه وسلم فقال: أي الصيام أفضل بعد شهر رمضان؟ قال: شهر الله الذي تدعونه المحرم

Artinya, "Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharam,” (HR Ibnu Majah).

Puasa tersebut adalah puasa Asyura yang dilaksanakan tiap 10 Muharam. Ganjaran pahala bagi yang melaksanakan akan sangat besar sebagaiman termaktub dalam hadis riwayat Muslim:

"Dari Abu Qatadah r.a, Rasulullah saw. ditanya perihal puasa Asyura, lalu Rasulullah saw. bersabda, 'Menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement