Rabu 05 Aug 2020 16:33 WIB

Adu Nyali Militer Jepang dan China di Laut China Timur

China dan Jepang saling memperebutkan wilayah di Laut China Timur.

Foto: Japan Times/Reuters
Jepang dan China menurunkan kekuatan militer di Laut China Timur menyusul sengketa kepulauan.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketegangan antara Jepang dan China kembali mencuat. Kali ini perselisihan dipicu oleh sengketa wilayah yang terjadi secara berlarut-larut di Laut China Timur. China menegaskan wilayah kepulauan Diaoyu yang kaya sumber daya alam ini adalah miliknya.

Karena itu kapal maupun pesawat mereka bebas ke daerah tersebut. Sebaliknya Jepang juga mengklaim hal yang sama dan menyebut daerah itu sebagai Kepulaun Senkaku.

Baca Juga

Berikut ketegangan yang terjadi antara kedua negara dalam beberapa pekan terakhir. .

- 4 Juli: Eurasiantimes melaporkan beberapa hari setelah Jepang bela India terkait insiden Ladakh, kapal-kapal patroli dan Angkatan Laut China telah memasuki wilayah Jepang di Laut China Timur setiap pekan.

- 6 Juli: Media Jepang mengungkapkan ulah kapal penjaga pantai China yang memasuki wilayah perairan Jepang di dekat Kepulauan Senkaku. Kapal itu berada di sana sekitar 39 jam atau terlama sejak 2012.

- 19 Juli: Jepang menerbangkan jet-jet tempurnya untuk mengadang pesawat-pesawat militer China yang lepas landas dari Fujian.

- 22 Juli: Jepang menyebut kapal-kapal China terus mendekat ke wilayah Senkaku selama 100 hari berturu-turut. Tokyo menyebut tindakan China sebagai hal yang serius.

 

- 29 Juli: Pemerintah China menegaskan bahwa Kepulauan Diaoyu merupakan bagian dari teritorialnya. Dengan demikian Beijing memiliki hak untuk melakukan kegiatan penegakan hukum di wilayah tersebut.

- 29 Juli:  Militer AS akan membantu Jepang dalam memantau pergerakan China di sekitar Laut China Timur.

- 30 Juli: Akun Twitter @JapanJointStaff menyebut jet tempur militer Jepang mengatasi pesawat mencurigakan yang menuju wilayah udara Jepang di  atas perairan Okhotsk dan Laut China Timur.

 

sumber : Japan Times/theDiplomat/reuters/berbagai sumber
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement