Rabu 05 Aug 2020 13:09 WIB

Pemimpin Islam di Israel: Al-Aqsa akan Kembali ke Muslim

Pemimpin Islam di Israel meminta bantuan umat Islam atas Masjid Al-Aqsa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Islam di Israel: Al-Aqsa akan Kembali ke Muslim. Jamaah menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran pandemi corona virus selama sholat Jumat di Masjid Al Aqsa.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Pemimpin Islam di Israel: Al-Aqsa akan Kembali ke Muslim. Jamaah menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran pandemi corona virus selama sholat Jumat di Masjid Al Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemimpin Gerakan Islam di Israel, Sheikh Raed Salah mengatakan meski saat ini situasi yang menyakitkan terjadi di negara Arab, ia yakin akan segera berakhir. Ia juga menyebut negara Arab akan memenuhi panggilan dari Masjid Al-Aqsa.

Dalam sebuah pesan video, pada kesempatan liburan Idul Adha, Sheikh Salah mengatakan Masjid Al-Aqsa mengirimkan permintaan bantuan kepada umat Islam. "Kapan teriakan pujian kepada Allah untuk kesabaran (dalam pertarungan) menjadi teriakan pujian kepada Allah atas kemenangan yang menandai bangkitnya okupasi kita?" ujar Salah dilansir di Israel National News, Rabu (5/8).

Baca Juga

Sheikh Salah menambahkan, meski dalam situasi yang sulit terlihat beberapa tanda-tanda positif. Salah satunya, kembalinya kedaulatan atas Masjid Hagia Sophia di Turki, yang berarti kedaulatan Muslim atas Masjid Al-Aqsa juga akan kembali. 

Salah telah ditangkap oleh Israel beberapa kali di masa lalu dengan tuduhan penghasutan. Ulama radikal ini menjalani hukuman penjara sembilan bulan, setelah dinyatakan bersalah karena mendorong serangan kekerasan dan menghasut rasialisme dalam khotbah yang dilakukan pada 2007.

Di masa lalu, dalam pidatonya di hadapan Muslim di Beer Sheva, ia menyebut para pemimpin Israel "teroris" dan "musuh Allah". Ia juga pernah dipenjara selama lima bulan pada tahun 2010 karena meludahi seorang petugas polisi Israel.

Salah merupakan ikon perlawanan Palestina yang juga dikenal sebagai "Sheikh Masjid Al-Aqsa". Tak hanya itu, ia merupakan salah satu tokoh Palestina paling menonjol dan memperoleh popularitas luas di dunia Muslim karena pembelaannya yang tiada henti terhadap masjid tersebut.

Dia berusaha keras meningkatkan kesadaran umum tentang tindakan Israel terhadap Yerusalem, serta jamaah di sana. Lahir pada 1958, Sheikh Salah merupakan seorang penyair dan ayah dari delapan anak.

Saleh memulai pekerjaan publiknya sebagai Wali Kota Umm al-Fahm, sebuah kota Arab di Israel, di mana ia juga menjadi pemimpin cabang utara Gerakan Islam di Israel. Pemerintah Israel melarang cabang utara Gerakan Islam pada November 2015. 

http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/284756

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement