Rabu 05 Aug 2020 10:23 WIB

Anak Muda Buat Kasus Covid-19 Naik di Seluruh Dunia

Mobilitas kaum muda ke berbagai tempat sebabkan angka Covid-19 naik

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
WHO menyebut mobilitas kaum muda ke berbagai tempat sebabkan angka Covid-19 naik. Ilustrasi.
Foto: AP / Frank Augstein
WHO menyebut mobilitas kaum muda ke berbagai tempat sebabkan angka Covid-19 naik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan anak muda yang datang ke klub malam dan pantai memimpin peningkatan kasus Covid-19 baru di seluruh dunia. Proporsi mereka yang terinfeksi berusia 15 hingga 24 tahun meningkat tiga kali lipat dalam waktu sekitar lima bulan.

Sebuah analisis oleh WHO tentang enam juta infeksi antara 24 Februari dan 12 Juli menemukan bahwa proporsi orang berusia 15-24 tahun naik menjadi 15 persen dari 4,5 persen. Negara-negara Eropa dan Asia menjadi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak yang berasal dari kaum muda.

Baca Juga

"Orang-orang yang lebih muda cenderung kurang waspada tentang jarak sosial," ujar manajer perawat di unit biocontainment Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, Neysa Ernst.

Amerika Serikat saat ini memang memimpin penghitungan global dengan 4,8 juta total kasus. Namun anak muda dari negara-negara Eropa termasuk Spanyol, Jerman, Prancis, dan negara-negara Asia seperti Jepang, banyak yang baru terinfeksi.

“Perjalanan meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan dan menyebarkan Covid-19,” kata Ernst.

Ernst mengatakan anak muda cenderung pergi bekerja di lingkungannya, ke pantai, klub, atau membeli bahan makanan. Hal ini menjadi alasan kaum muda mengalami lonjakan infeksi.

Lonjakan kasus baru yang disebut sebagai gelombang kedua infeksi ini telah mendorong beberapa negara untuk memaksakan pembatasan baru dalam perjalanan. Bahkan Vietnam yang secara luas dipuji atas upaya mitigasinya sejak virus corona muncul pada akhir Januari, sedang memerangi kelompok infeksi baru.

Mereka yang berusia 5-14 tahun, sekitar 4,6 persen terinfeksi, naik dari 0,8 persen, antara 24 Februari dan 12 Juli. WHO menerangkan pengujian meningkat dan para ahli kesehatan masyarakat khawatir bahwa pembukaan kembali sekolah dapat menyebabkan lonjakan dalam kasus.

“Kami sudah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi: orang-orang muda tidak terhindari,” Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada sebuah briefing berita di Jenewa pekan lalu.

Ghebreyesus menegaskan kaum muda dapat terinfeksi dan bisa mati akibat Covid-19. Terlebih lagi kelompok ini sangat memungkinkan menularkan virus kepada orang lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement