Rabu 05 Aug 2020 02:32 WIB

Remdesivir Langka, Taiwan Setujui Dexamethasone untuk Covid

Persediaan remdesivir dunia telah diborong Amerika Serikat.

Warga menyeberang di jalanan Taipei, Taiwan, di tengah pandemi Covid-19. Taiwan telah menyetujui penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19 di tengah kelangkaan remdesivir.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Warga menyeberang di jalanan Taipei, Taiwan, di tengah pandemi Covid-19. Taiwan telah menyetujui penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19 di tengah kelangkaan remdesivir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taiwan sementara menyetujui penggunaan dexamethasone, obat dengan kandungan steroid yang lebih murah, untuk mengobati pasien Covid-19. Kebijakan itu ditempuh karena persediaan remdesivir, obat yang telah banyak digunakan, mulai langka di pulau otonom tersebut.

Langkah itu dilakukan karena Amerika Serikat membeli hampir seluruh persediaan remdesivir dunia. Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, saat diwawancarai, Selasa, mengatakan bahwa para ahli kesehatan telah memutuskan dexamethasone sementara dapat digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.

Baca Juga

Hanya saja, ada serangkaian prosedur yang harus dilalui sebelum pasien dapat menerima obat tersebut. Taiwan mengumumkan 476 kasus positif baru dan tambahan tujuh korban jiwa akibat Covid-19. Sebagian besar kasus baru berasal dari luar negeri dan hampir seluruh pasien telah sembuh.

photo
dexamethasone - (Republika)

Otoritas kesehatan di Taiwan berhasil menekan angka penularan dan kematian berkat langkah pencegahan yang cepat dan efektif. Kantor Berita Pusat Taiwan pada pekan ini memberitakan persediaan remdesivir cukup rendah. Remdesivir merupakan obat yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS, Gilead.

Taiwan mulanya telah memesan 2.000 dosis remdesivir yang seharusnya tiba pada akhir Juli, tetapi hanya 78 dosis yang tersedia. Dosis tersebut hanya dapat diberikan ke 54 pasien dengan gejala parah, demikian laporan kantor berita resmi Taiwan.

Remdesivir merupakan satu-satunya obat yang disetujui oleh Uni Eropa untuk diberikan ke pasien Covid-19 dengan gejala parah. Permintaan terhadap obat itu cukup tinggi setelah hasil uji klinisnya menunjukkan remdesivir dapat mempercepat waktu pemulihan pasien Covid-19. Obat itu diberikan ke pasien lewat saluran infus (IV).

Sementara itu, hasil uji coba para peneliti di Inggris yang diumumkan, Juni, menunjukkan dexamethasone merupakan obat pertama yang dapat menyelamatkan nyawa pasien Covid-19. Menurut peneliti, temuan itu merupakan terobosan dalam upaya menekan korban jiwa akibat pandemi Covid-19. Jepang pada bulan lalu juga menyetujui penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement