Selasa 04 Aug 2020 16:26 WIB

KostraTani Kembali Kenalkan Petani Pemupukan Berimbang

Kostratani ajak petani lakukan pemupukan sesuai kebutuhan umur padi

Penyuluh dari BPP Kostratani Asahan menggelar Sekolah Lapang (SL) bagi petani daerah irigasi (DI). Kostratani ajak petani lakukan pemupukan sesuai kebutuhan umur padi
Foto: Kementan
Penyuluh dari BPP Kostratani Asahan menggelar Sekolah Lapang (SL) bagi petani daerah irigasi (DI). Kostratani ajak petani lakukan pemupukan sesuai kebutuhan umur padi

REPUBLIKA.CO.ID, ASAHAN -- Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengingatkan penyuluh pertanian di seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan penggunaan pupuk berimbang. Kementerian Pertanian RI pun berupaya melakukan pengawasan ketat alokasi dan pemanfaatan pupuk agar tepat sasaran dan efisien.

"Pupuk merupakan produk strategis bagi pertanian. Produksi dan distribusi harus terus berjalan untuk mendukung pembangunan pertanian. Namun jangan abai pada pemanfaatan pupuk efisien dan tepat guna melalui pemupukan berimbang," kata Mentan Syahrul.

Instruksi Mentan Syahrul didukung penyuluh Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatra Utara dengan mengajak petani memakai pupuk sesuai kebutuhan mengacu pada umur padi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan BPP model KostraTani di Kecamatan Rawang Panca Arga melalui kegiatan Sekolah Lapang (SL) pada penghujung Juli lalu.

Peserta SL adalah petani padi di wilayah irigasi (DI) Desa Pondok Bungur yang didukung Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi dikenal sebagai Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project atau IPDMIP. Narasumbernya, penyuluh Rahmadi Rajab dan Uni Surung Simarmata dari BPP Rawang Panca Arga.

Rahmadi Rajab mengajak petani memakai pupuk sesuai kebutuhan dan mengacu pada umur padi. "Apabila pakai unsur NPK dari pupuk tunggal, tidak perlu NPK majemuk. Begitu pula, kalau memakai urea tidak perlu ZA. Setelah pilih SP36, jangan lagi gunakan TSP," ujar dia.

Ajakan tersebut sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa penggunaan pupuk harus sesuai karakteristik lahan seperti sawah, lahan kering, rawa pasang surut, rawa lebak.

"Pupuk harus spesifik komoditas. Misalnya tanaman semusim, tahunan, perkebunan dan hortikultura. Satu jenis pupuk tidak mungkin bisa untuk semuanya, karena setiap tanaman, setiap lahan, dan setiap musim itu unik dan berbeda," kata Dedi Nursyamsi.

Rahmadi Rajab mengajak petani binaannya tidak mudah tergiur tawaran sejumlah pihak swasta. Orientasi bisnis abai pada ongkos produksi pertanian oleh petani padahal berdampak pada kesejahteraan keluarga petani serta ketahanan pangan daerah dan nasional.

"Jangan mudah tergiur. Aplikasi macam-macam pupuk anorganik seperti urea, ZA, KCl, SP-36 dan NPK dari berbagai merek, termasuk menambah zat pengatur tumbuh serta memakai obat fungisida dan obat anti hama untuk tanaman padi," kata Rahmadi Rajab melalui keterangan tertulis yang diterima Ahad (2/8).

Penyuluh Uni Surung Simarmata menambahkan ketepatan waktu pemberian jenis pupuk juga harus diperhatikan petani. Misalnya pupuk urea atau ZA diberikan saat mulai tanam sampai padi usia satu bulan.

Begitu juga pemakaian pupuk KCl diberikan bersamaan waktunya dengan urea, yang berfungsi merangsang pertumbuhan anakan padi dan akar, sedangkan SP36 pada usia lebih satu bulan sampai padi bunting.

"Penambahan ZPT bisa dilakukan, karena fungsinya meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, bobot bulir padi dan panjang malai. Juga berfungsi memperbaiki ketersediaan unsur hara dalam tanah dan mengurai pupuk anorganik yang tidak terserap oleh tanaman padi," kata Uni SS.

Konsultan Regional I Tenaga Ahli/Koordinator IPDMIP Asahan, Radinson Saragih mengatakan diskusi SL yang didukung IPDMIP bermanfaat bagi petani mengetahui pupuk berimbang untuk menghemat biaya produksi.

"Ke depan, peserta SL diharapkan lebih selektif memilih dan efisien menggunakan pupuk sesuai jenis dan waktu pemakaian mengacu umur padi, untuk meningkatkan produksi pertanian," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement