Senin 03 Aug 2020 19:37 WIB

ISIS Serang Penjara di Afghanistan

Sedikitnya 24 orang meninggal dunia dalam serangan ISIS di penjara Afghanistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JALALABAD -- Baku tembak antara kelompok ISIS dan pasukan keamanan Afghanistan terjadi di sebuah penjara di Kota Jalalabad. Sedikitnya, 24 orang meninggal dunia setelah kelompok ISIS melakukan serangan pada Ahad (2/8) malam, yang dimulai dengan meledaknya bom mobil di pintu masuk penjara.

Menurut seorang anggota parlemen di ibu kota provinsi Nangarhar, Sohab Qaderi, sekitar 30 anggota ISIS terlibat dalam serangan di penjara yang menampung 2.000 tahanan. Selain melempar bom, mereka juga menembaki penjaga keamanan penjara.

Baca Juga

Tiga militan ISIS tewas dalam serangan awal dan baku tembak pada Ahad malam. Sementara, setidaknya 21 warga sipil dan anggota pasukan keamanan meninggal dunia dalam serangan itu, serta 43 lainnya mengalami luka-luka. Qaderi mengatakan, pada Senin (3/8) polisi telah menangkap kembali 1.000 tahanan yang berusaha melarikan diri ketika serangan terjadi.

Pasukan khusus Afghanistan dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar penjara, sementara penduduk sipil telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Penjara tersebut adalah tempat para tahanan Taliban dan ISIS ditahan bersama dengan pelaku tindak kriminal lainnya. Qaderi mengatakan, ketika serangan terjadi, Jalalabad sedang berada di bawah jam malam.

"Seluruh Kota Jalalabad berada di bawah jam malam, toko-toko tutup. Jalalabad benar-benar kosong," ujar Qaderi.

ISIS mengeklaim bertanggung jawab atas serangan itu setelah intelijen Afghanistan mengatakan bahwa pasukan khusus telah membunuh seorang komandan senior ISIS di dekat Jalalabad. Kota Jalalabad terletak sekitar 130 kilometer timur ibu kota Kabul. Jalalabad merupakan wilayah antara Khyber Pass dan kota Peshawar, Pakistan.

Bulan lalu, PBB memperkirakan ada sekitar 2.200 anggota ISIS di Afghanistan. Mereka tetap melakukan sejumlah serangan tingkat tinggi, meski terjadi krisis kepemimpinan secara internal. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement