Senin 03 Aug 2020 15:55 WIB

Mahasiswa UNS Inisiasi Gerakan Muda Berderma di Klaten

Muda Berderma merupakan komunitas sosial dan pendidikan yang berbasis di Klaten

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggagas gerakan kebaikan yang bernama Muda Berderma di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Muda Berderma bekerja sama dengan Peduli Anak Yatim Klaten (PAYK) mencetuskan program Senyum Yatim yang berkonsep mengunjungi anak-anak yatim Klaten di rumahnya.
Foto: Muda Berderma
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggagas gerakan kebaikan yang bernama Muda Berderma di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Muda Berderma bekerja sama dengan Peduli Anak Yatim Klaten (PAYK) mencetuskan program Senyum Yatim yang berkonsep mengunjungi anak-anak yatim Klaten di rumahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggagas gerakan kebaikan yang bernama Muda Berderma di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Gerakan tersebut dibangun sejak 2019.

Mahasiswa tersebut yakni, Alfiana Eka Priyanika, mahasiswa Program Studi (Prodi) D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS. Gerakan Muda Berderma mengadakan serangkaian kegiatan positif seperti penyaluran sembako, berbagi makanan, dan menyambangi keluarga kurang mampu. Sedangkan pada masa pandemi Covid-19 ini, Muda Berderma menggalang donasi untuk memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga medis.

Alfiana menjelaskan, Muda Berderma merupakan komunitas sosial dan pendidikan yang berbasis kemanusiaan di Klaten. "Anggotanya ada mahasiswa, pelajar SMA, kemudian ada yang sudah bekerja. Kami juga punya relawan dan donatur tetapnya sekitar 80 orang," kata Alfiana seperti tertulis dalam siaran pers, Ahad (2/8).

Dalam melaksanakan kegiatannya, Muda Berderma menjalin kolaborasi dengan lembaga filantropi seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Klaten. Pada Juli 2020, Muda Berderma bekerja sama dengan Peduli Anak Yatim Klaten (PAYK) yang berdiri sejak 2015. Setiap akhir bulan, PAYK memiliki program untuk menyantuni anak yatim yang berada di Klaten. Jumlahnya sekitar 15 – 30 anak yatim.

Setelah Muda Berderma bergandengan tangan dengan PAYK, tercetus program Senyum Yatim yang berkonsep door to door, mengunjungi anak-anak yatim Klaten di rumahnya. "Pada kegiatan Senyum Yatim terdapat 112 anak yang mendapat manfaat dari program ini berupa bantuan finansial dan sembako," imbuhnya.

Selain bersama PAYK, Muda Berderma juga menggandeng 19 komunitas di Klaten. Dari situ, terkumpul donasi sebanyak Rp 30,96 juta. Donasi disalurkan kepada anak-anak yatim yang berada di Klaten dengan syarat penghasilan wali mereka di bawah Rp 20 ribu per hari.

Saat melakukan asesmen ke lapangan, Alfiana bercerita mengenai kisah anak yatim bernama Lintang dan Bintang. Mereka hidup bersama kakek neneknya karena orang tuanya telah tiada. Kakek nenek mereka bekerja sebagai pemasang lem souvenir pernikahan. Pada masa pandemi ini, mereka tidak dapat bekerja karena souvenir tidak terlalu dibutuhkan.

Sehingga, mereka hanya bisa mengharapkan bantuan karena tidak memiliki pendapatan sama sekali."Bagi mereka uang Rp 5.000 sampai 10.000 bisa buat makan berempat untuk satu hari. Jadi, memang sasarannya benar-benar tertarget," ucap Alfiana.

Alfiana berharap, kegiatan Senyum Yatim dapat membantu perekonomian para pengasuh anak yatim dan bagi anak yatim itu sendiri. "Semoga bisa membantu perekonomian dari para pengasuh anak yatim dan para anak yatim di Klaten. Kemudian harapannya juga bisa memunculkan rasa saling membantu di antara teman-teman donatur," kata Alfiana.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement