Ahad 02 Aug 2020 18:51 WIB

Halal Watch: Penyembelihan Qurban Sebaiknya oleh Juleha

Cara memperlakukan hewan qurban yang akan dipotong ini sangat penting.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
Halal Watch: Penyembelihan Qurban Sebaiknya oleh Juleha. Foto: Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban. Anggota Juru Sembelih Halal Indonesia (Juleha) menjelaskan cara menyembelih hewan qurban di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta, Kamis (18/7/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Halal Watch: Penyembelihan Qurban Sebaiknya oleh Juleha. Foto: Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban. Anggota Juru Sembelih Halal Indonesia (Juleha) menjelaskan cara menyembelih hewan qurban di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta, Kamis (18/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Direktur Eksekutif Indonesian Halal Watch, Ikhsan Abdullah mengatakan sependapat dengan himbauan Muhammadiyah terkait sistem qurban berkeadaban. Menurutnya, umat Muslim perlu melakukan penataan penyembelihan hewan qurban. 

Dalam beberapa hal saya sangat sependapat dengan Muhammadiyah tentang perlunya penataan pelaksanaan penyembelihan hewan qurban, terutama berkaitan dengan Penyembelihan dan Pendistribusian daging qurban,” ujar Ikhsan saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (2/8). 

Ikhsan menjelaskan, penyembelihan hewan qurban seharusnya dilakukan oleh juru sembelih halal (Juleha). Juleha, kata Ikhsan sudah terjamin dapat melaksanakan penyembelihan dengan baik dan halal karena telah dilatih dan bersertifikat resmi sebagai juru sembelih. 

“Cara memperlakukan hewan qurban yang akan dipotong ini sangat penting. Bukan dijagal secara brutal atau seenaknya, tapi harus dengan kasih sayang,” jelasnya.

“Misalnya sebelum dipotong diberikan makan dan minum yang baik, dibersihkan seluruh tubuhnya dan dipotong dengan tehnik pemotongan ala Juleha. Sehingga tidak menyakiti hewan qurban,” tambahnya. 

Sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menilai tradisi berkurban perlu mendapatkan perhatian. Ia menawarkan konsep qurban berkeadaban sebagai alternatif atas tradisi berqurban yang dianggap kurang tepat.

Mu’ti menjelaskan, qurban berkeadaban adalah ibadah membangun jiwa kemanusiaan dan keadaban luhur. Menurutnya, perlu perubahan atas tradisi yang tidak mencerminkan keluhuran ajaran Islam. 

"Penyembelihan amatiran harus diakhiri. Jika hewan qurban disembelih di masjid, musala, perkantoran, dan sebagainya, seyogianya dilakukan oleh jagal profesional," ucap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

"Saatnya kita berubah dari tradisi qurban komunal dan tidak Islami menuju ibadah qurban yang berkeadaban," imbau Mu'ti. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement