Jumat 31 Jul 2020 15:23 WIB

CIDE NSW Gelar Khutbah Idul Adha Secara Online

Rangkaian ibadah Idul Adha 1441 H itu juga diisi tausiyah Sheikh Ali Jabir.

CIDE NSW Australia menggelar khutbah dan tausiyah Idul Adha 1441 H secara online.
Foto: Dok CIDE NSW
CIDE NSW Australia menggelar khutbah dan tausiyah Idul Adha 1441 H secara online.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perayaan Idul Adha 1441 di Sydney, Australia,  tahun ini agak berbeda dibandingkan  tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan kondisi pembatasan jumlah berkumpul masih diberlakukan mengikuti peraturan pemerintah New South Wales (NSW).

Meskipun dengan menerapkan aturan yang berlaku masjid memiliki kapasitas 60 orang, pengurus tidak mengadakan kegiatan shalat Idul Adha secara terbuka. Sebab, dikawatirkan tidak dapat menampung semua jamaah Muslim khususnya jamaah Indonesia seperti pada shalat Idul Adha biasanya. Kegiatan shalat Idul Adha dilakukan secara terbatas dan dilakukan hanya satu kali sesi di dua lokasi fasilitas CIDE NSW, yaitu di Masjid Al Hijrah, Tempe dan CIDE Academy, Mount Druitt.

CIDE (Center for Islamic Dakwah and Education) News South Wales  merupakan  salah satu institusi dakwah tertua di Sydney.

Sebelum shalat Idul Adha dilakukan, sambutan diberikan oleh Presiden CIDE NSW, Herman Rahman diikuti sambutan oleh Konsul Jendral Republik Indonesia Sydney Bp Heru Hartanto Subolo.

Herman Rahman menekankan permohonan maaf pengurus karena tidak dapat mengadakan kegiatan shalat Idul Adha seperti biasanya. “Hal itu  dikarenakan kondisi keterbatasan yang ada,” ujar Herman dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Konsul Jendral RI di Sydney,  Heru Hartanto Subolo menekankan makna kesabaran yang diajarkan dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. “Kami mengajak masyarakat tetap menjaga tali silaturahim. Kami juga mengajak jamaah untuk mendoakan keluarga, masyarakat Indonesia, juga para memimpinnya agar dapat selamat dalam menghadapi pandemic Covid-19,” tuturnya.

Khutbah pertama dilakukan setelah shalat Idul Adha oleh Ustadz Romzy Ali dalam Bahasa Inggris  dan disiarkan dari Masjid Al Hijrah. Ustadz Romzy Ali menjelaskan arti dari pengorbanan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan kesabaran yang diajarkan oleh Nabi Ismail, dua nilai tertinggi yang ada dalam ajaran Islam. 

Ustadz Romzy juga menekankan akan pentingnya saling tolong menolong sesama umat, khususnya dalam kondisi sulit seperti sekarang. “Islam mengajarkan bahwa tidak ada yang dapat menolong kita pada saat hari akhir nanti, hanya amalan baik di dunia dan kedekatan kita akan Alquran  dan ajaran sunnah Nabi Muhammad SAW,” papar Ustadz Romly.

photo
Ustadz Shaifurrokhman Mahfudz, dai Indonesia di Sydney, Australia. (Foto: Istimewa)

Khutbah kedua yang disiarkan dari CIDE Academy oleh Ustadz Shaifurrokhman Mahfudz. Ustadz Shaifurrokhman menekankan bahwa harapan dan keberkahan hidup akan diberikan kepada mereka yang senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai ketakwaan.

Ilmu yang diajarkan Nabi Ibrahim tidak dapat disetarakan dengan penemuan-penemuan besar dalam sejarah. “Pesan-pesan moral ajaran Nabi Ibrahim yang ada di dalam ritual ibadah haji merupakan simbol kehidupan yang sangat penting untuk dimengerti bagi seorang Muslim,” ujarnya. 

Ustadz Shaifurrokhman juga mengingatkan dalam kisah Kobil dan Habil yang menjelaskan bahwa ketidak seimbangan dalam sosial yang kurang adil dapat menimbulkan perilaku destruktif, hasrat dengki dan benci sesama.

Setelah dua khutbah yang disiarkan, CIDE NSW juga menyambung acara ini dengan tausiyah yang diberikan oleh Sheikh Ali Jaber yang juga menekankan kembali perhihal ajaran kesabaran. Ia  menyampaikan tausiyah singkat pertama kali dari pondok pesantren miliknya di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. 

Di samping itu, ia juga  menjelaskan bahwa hari Idul Adha adalah hari yang sangat mulia di sisi Allah SWT. “Mari kita selalu bersyukur kepada Allah SWT karena telah diberi kesempatan istimewa untuk dapat menjalankan amalan ibadah shalat Idul Adha dan ibadah kurban sesuai ajaran sunnah Nabi Ibrahim,” kata Sheikh Ali Jaber.

Herman Rahman mengemukakan, acara khutbah dan tausiyah yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan dapat sebagai sarana untuk tetap dapat merayakan peringatan Idul Adha, meskipun dalam keterbatasan. Sekaligus, juga  tetap dapat mensyiarkan ajaran Islam untuk jamaah di Sydney dan sekitarnya.

"Tidak kalah pentingnya, menyebarkan semangat saling tolong menolong, berkurban dan bersabar di lingkungan dan sesama umat manusia di manapun berada," ujar Herman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement