Jumat 31 Jul 2020 07:11 WIB

Harga Batu Bara Tertekan, Adaro Kaji Penurunan Produksi

Adaro tengah mengkaji penurunan produksi batu bara jenis thermal.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy sedang merencanakan untuk melakukan pemangkasan produksi batu bara seiring dengan kondisi pandemi dan harga batubara yang belum membaik. Head of Corporate Communicatim PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira menjelaskan saat ini kondisi batubara di pasar belum stabil. 

Ia mengatakan perusahaan perlu melakukan langkah antisipasi untuk bisa merespon kondisi pasar. "Memperhatikan kondisi pasar batu bara saat ini, maka kami mengantisipasi penurunan produksi dengan kisaran 10 persen dibanding pencapaian tahun lalu, atau pada kisaran bawah target tahun ini yaitu 54-58 juta ton," ujar Ira kepada Republika.co.id, Jumat (1/8).

Baca Juga

Ira menjelaskan penurunan produksi ini rencananya akan dilakukan pada jenis batu bara thermal. Meski melakukan rencana pemangkasan produksi, perusahaan tetap akan berusaha maksimal dalam mempertahankan margin yang sehat.

Langkah ini juga kata Ira sejalan dengan kesepakatan yang telah dibuat di Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Ia menjelaskan APBI mengimbau untuk para produsen batubara memangkas target produksi untuk menstabilkan kondisi pasar.

"Langkah ini sejalan dengan himbauan APBI kepada para produsen batu bara di Indonesia untuk memangkas target produksi untuk menyeimbangkan kondisi di pasar batu bara yang tertekan akibat pelemahan ekonomi global dan menurunnya kebutuhan listrik industri karena COVID-19," ujar Ira.

Namun, Ira memastikan perusahaan akan tetap melaksanakan kegiatan operasi tambang secara baik dan efisien. "Kami juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan. Adaro juga akan terus fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid," tambah Ira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement