Jumat 31 Jul 2020 06:15 WIB

Alasan Twitter tak Hapus Cicitan Khamenei Lenyapkan Zionis

Cicitan Khamenei dinilai sejumlah pihak anti-Semit.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
 Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cicitan pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatollah Khamenei sempat menuai kontroversial karena dinilai anti-Semit.  Pejabat kebijakan regional Twitter, Ylwa Pettersson menjelaskan bahwa cicita Pimpinan Tinggi Iran Ayatollah Khamenei tidak melanggar peraturan. Sebab, cuitan tersebut dinilai sebagai "perselisihan kebijakan luar negeri".

"Kami memiliki pendekatan kepada pemimpin yang mengatakan bahwa interaksi langsung dengan sesama tokoh masyarakat, komentar mengenai isu-isu politik pada hari itu, atau atau pernyataan kebijakan luar negeri pada masalah ekonomi-militer umumnya tidak melanggar aturan kami," katanya dilansir dari Sputniknews.

Baca Juga

Diketahui, cuitan Khamenei tentang Israel yang diduga diposting pada akhir Mei. Osinya mendesak untuk "melenyapkan rezim Zionis" dan mengumumkan bahwa Iran akan membantu negara manapun yang menentang Zionis.

Ia memberikan FAQ tentang "Mengapa & bagaimana #Israel bisa dihilangkan?". Khamenei memberi catatan bahwa cicitannnya tidak berarti menghilangkan semua orang Yahudi.

Namun, cuitan yang disebut tak melanggar aturan itu menuai berbagai protes dari aktivis yang menilainya sebagai bentuk anti-Semitisme. Anggota parlemen Cotler-Wunsh bahkan menandai cuitan yang sama sebagai bentuk "anti-Semit".

Ada juga yang membandingkannya dengan cicitannya Donald Trump yang dihapus oleh Twitter. Donald Trump membuat cicitan yang dinilai bersifat menghasut atau ujaran kebencian.  "Any difficulty and we will assume control but, when the looting starts, the shooting starts. Thank you," kicau Trump pada 29 Mei lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement