Kamis 30 Jul 2020 12:20 WIB

Jokowi Minta Satgas PEN Jaga Pertumbuhan Ekonomi tak Negatif

Satgas PEN fokus ke program transformasi ekonomi yang fundamental dan jangka panjang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Ketua Gugus Tugas Pemulihan Ekonomi Budi Gunadi Sadikin di kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (20/7).
Foto: dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Ketua Gugus Tugas Pemulihan Ekonomi Budi Gunadi Sadikin di kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Satgas Pemulihan Ekonomi mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga tidak negatif. Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin, Presiden juga meminta agar Satgas Pemulihan Ekonomi juga mampu menjaga lapangan kerja untuk rakyat dan menjaga agar pendapatan para pekerja cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Satgas ekonomi diberikan pesan khusus oleh beliau agar bisa menjaga pertumbuhan ekonomi, terutama karena di kuartal ketiga ini sampai di akhir bulan September, penting sekali kita jaga agar pertumbuhan ekonominya diusahakan sebisa mungkin tidak negatif,” ujar dia saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, kemarin.

Baca Juga

Ia juga menjelaskan, saat berdiskusi dengan Menteri Perekonomian dan Menteri BUMN, disimpulkan krisis ekonomi yang terjadi saat ini berbeda dengan krisis ekonomi yang sebelumnya pernah terjadi di tahun 1998, 2008, dan 2013. Saat itu, krisis ekonomi disebabkan oleh krisis keuangan, sedangkan krisis ekonomi pada tahun ini disebabkan oleh krisis kesehatan.

“Sehingga akibatnya semua program-program ekonomi kami harus mendukung dan mensupport kegiatan atau program program kesehatan,” ujarnya.

Program kesehatan tersebut perlu didukung agar masyarakat dapat kembali bekerja produktif dengan rasa aman sehingga aktivitas ekonomi akan kembali hidup. Saat ini banyak masyarakat yang tak berani melakukan kontak fisik dan mengurangi aktivitasnya di luar sehingga kegiatan ekonomi pun terdampak.

Budi mengatakan, aktivitas secara virtual atau digital yang dilakukan saat ini belum bisa menggantikan sepenuhnya aktivitas ekonomi yang dilakukan secara fisik.

“Akibatnya semakin lama rasa aman ini terbangun kembali, akan semakin banyak ruang fiskal yang harus kita pakai untuk menjembatani karena aktivitas ekonomi belum kembali,” jelasnya.

Namun, jika rasa aman segera kembali dipulihkan di masyarakat dengan mentaati protokol kesehatan, maka kegiatan ekonomi akan kembali pulih dan ruang fiskal pemerintah akan kembali ke level normal.

Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi yang sifatnya cepat dan jangka pendek serta harus fokus ke program transformasi ekonomi yang sifatnya fundamental dan jangka panjang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement