Kamis 30 Jul 2020 12:12 WIB

Kasus Covid-19 di AS 4,3 Juta, Kematian Hampir 150 Ribu

AS menjadi negara paling parah terdampak Covid-19 di dunia

Red: Nur Aini
Jenazah korban COVID-19 di pindahkan ke kamar jenazah sementara di halaman Brooklyn Hospital Center di Brooklyn, New York, AS, Senin (20/4). Menurut data terbaru Johns Hopkins University (JHU) kasus virus Corona mendekati 1,7 juta kasus dengan korban meninggal mencapai 100
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Jenazah korban COVID-19 di pindahkan ke kamar jenazah sementara di halaman Brooklyn Hospital Center di Brooklyn, New York, AS, Senin (20/4). Menurut data terbaru Johns Hopkins University (JHU) kasus virus Corona mendekati 1,7 juta kasus dengan korban meninggal mencapai 100

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Rabu melaporkan data terbaru mengenai Covid-19, dengan total 4.339.997 kasus dan 148.866 kematian.

Jumlah kasus maupun kematian mengalami peningkatan, yakni 59.862 kasus dan 1.194 kematian baru. CDC melaporkan data terkini penyakit pernapasan, yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, pada 28 Juli pukul 16.00 waktu setempat dibanding sehari sebelumnya.

Baca Juga

Angka CDC tidak mencerminkan jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian. AS merupakan negara terparah nomor wahid di dunia yang dilanda virus corona.

Presiden AS Donald Trump mendorong perusahaan-perusahaan farmasi di negeri itu sesegera mungkin menemukan dan memproduksi secara massal vaksin Covid-19. AS memberikan dana sebagai pembayaran di muka untuk pembelian vaksin dalam jumlah besar bagi warga negara AS setelah vaksin yang ampuh dan aman bagi pasien ditemukan.

Tingginya kasus Covid-19 di AS oleh Trump dianggap logis karena, menurut Trump, hanya AS lah yang melakukan uji Covid-19 paling masif terhadap warga negaranya dibandingkan negara mana pun di dunia. Untuk menangkis para pengkritiknya yang menuduh banyaknya kasus Covid-19 di AS merupakan cerminan kegagalan Trump menangani pandemi, presiden dari Partai Republik itu antara lain berkilah, andai China sanggup mengendalikan persebaran wabah lebih awal, kasus dan korban mati akibat Covid-19 yang dialami warga AS tak akan setinggi yang terjadi saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement