Kamis 30 Jul 2020 09:43 WIB

Bank OCBC NISP Bukukan Laba Bersih Rp 1,6 Triliun

Per akhir Juni 2020, Bank OCBC menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 135,3 triliun.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bank OCBC NISP
Logo Bank OCBC NISP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,6 triliun pada semester satu 2020. Pencapaian ini naik dari Rp 1,5 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan pertumbuhan laba didorong strategi yang difokuskan pada peningkatan dana murah, produktivitas, efisiensi, dan konsistensi menjaga kualitas kredit perusahaan.

Baca Juga

“Laba juga didorong oleh peningkatan pendapatan operasional lainnya yang sejalan dengan konsistensi perusahaan dalam mendorong nasabah memanfaatkan solusi perbankan digital,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (30/7).

Tercatat pendapatan operasional senilai Rp 1,2 triliun atau naik 24 persen pada semester pertama 2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 1 triliun. Adapun pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan transaksi valuta asing dan surat berharga.

Dari sisi layanan digital, perusahaan berupaya memberikan kemudahan di tengah keterbatasan mobilitas masyarakat. Secara keseluruhan nilai transaksi e-channel meningkat 69 persen secara year on year (yoy) hingga Juni 2020.

Adapun total pengguna internet banking dan ONe Mobile, mobile banking dari Bank OCBC NISP, masing-masing meningkat lebih dari 45 persen secara yoy. "Nilai transaksi ONe Mobile meningkat 2 kali lipat, sementara frekuensinya bertumbuh sebesar 69 persen," ucapnya.

Dengan beragam perubahan dan penyesuaian operasional bisnis, Bank OCBC NISP tetap menjalankan fungsi intermediasi. Pada akhir Juni 2020, perusahaan menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 135,3 triliun atau tumbuh sebesar empat persen dari Rp 130,4 triliun pada akhir Juni 2019.

Per Juni 2020, dana CASA Bank OCBC NISP tumbuh 21 persen secara year on year, sehingga mencatatkan rasio CASA sebesar 43,8 persen dari total dana pihak ketiga. Peningkatan CASA didorong oleh tren penurunan konsumsi masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk menabung.

“Hal ini juga didukung kemudahan yang ditawarkan Bank OCBC NISP untuk membuka rekening secara melalui ONe Mobile,” ucapnya.

Pada akhir Juni 2020 ini, Bank OCBC NISP menyalurkan kredit senilai Rp 117,6 triliun. Adapun fungsi intermediasi dijalankan dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian.

Di tengah kontraksi ekonomi nasional, Bank OCBC NISP mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net sebesar 0,9 persen dan bruto sebesar 1,8 persen. Parwati menyebutkan kondisi perekonomian Indonesia yang melambat karena pandemi Covid-19, turut mempengaruhi permintaan kredit.

“Penurunan permintaan kredit sejalan dengan perlambatan penyaluran kredit di industri perbankan termasuk Bank OCBC NISP. Walaupun demikian, Bank OCBC NISP tetap berkomitmen untuk menjalankan fungsi intermediasinya dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mempertahankan likuiditas yang kuat dengan LDR sebesar 86,6 persen dan LFR sebesar 84,1 persen," jelasnya.

Posisi keuangan ini juga merupakan dasar Bank OCBC NISP di tengah pandemi Covid-19. Kesehatan keuangan perseroan masih terjaga pada kuartal dua 2020, terlihat dari rasio kecukupan modal (CAR) yang berada pada level 20,7 persen dan rasio ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban atau Liquidity Coverage Ratio yang sebesar 170,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement