Kamis 30 Jul 2020 08:38 WIB

Rektor IPB Undang Alumni yang Berkiprah di Bidang Komunikasi

Mereka terdiri dari pegiat media dan influencer.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria (kiri) memberikan kata sambutan pada acara Silaturahim IPB University dengan Alumni (Pegiat Media dan Influencer), Rabu (29/7).
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria (kiri) memberikan kata sambutan pada acara Silaturahim IPB University dengan Alumni (Pegiat Media dan Influencer), Rabu (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengundang alumni yang berkiprah di bidang media massa dan media sosial untuk berpadu membantu meningkatkan citra almamaternya.

Dalam acara Silaturahim IPB University dengan Alumni (Pegiat Media dan Influencer) yang digelar di IPB Internasional Convention Center (IICC), Bogor dan juga secara daring melalui aplikasi Zoom, Rabu   (29/7) ini disampaikan beragam masukan berharga oleh para alumni. Di antaranya terkait perlunya IPB University mengambil peran di era pandemi Covid-19 dengan memunculkan inovasi-inovasi yang  telah dihasilkan dan dibutuhkan oleh masyarakat dalam menghadapi pandemi ini.

“Kami (media) tahu kiprahnya Pak Rektor selama ini dalam memublikasikan inovasi-inovasi atau berita-berita tentang IPB University, namun tidak cukup dengan itu. Seluruh civitas akademika seperti dekan, dosen, peneliti, hingga mahasiswa juga harus menjadi komunikator bagi IPB University. Tidak hanya bergantung pada top leader-nya saja. Intinya adalah win the opportunity,” ujar Uni Lubis, salah satu pemimpin redaksi media nasional dari kalangan perempuan, yang juga alumni IPB University.

Menurutnya, bagi media, yang menarik adalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan publik. Timing publikasinya harus tepat. Di masa pandemi Covid-19 ini, IPB University bisa memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.

Contohnya tentang berita yang simpang siur kebenarannya terkait senyawa-senyawa pada tanaman yang katanya bisa menjadi obat Covid-19.  “Ranahnya pertanian banget. Pakar-pakar IPB University bisa mengambil peran di sini. Munculkan inovasi-inovasi IPB University yang terkait Covid-19,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Senada dengan itu, alumni lainnya, Anton Santoso mengatakan bahwa pemerintah, mulai dari presiden hingga menteri-menterinya sepakat bahwa di masa pandemi ini, yang paling utama adalah ketahanan pangan.  “Kita sadar bahwa masa new normal akan berlangsung hingga tahun depan. Yang menjadi pembahasan di seluruh media adalah cukupkah ketersediaan pangan kita. Sudah pasti dunia pertanian atau peran IPB University diperlukan di sini,” tuturnya. 

Dari semua masukan yang diberikan alumninya, Prof Arif Satria mengatakan menerima semua masukan dan akan segera menindaklanjutinya. Salah satunya adalah dengan rutin meng-update temuan, inovasi serta informasi terkait IPB University kepada alumni-alumni yang hadir pada acara ini.

Pada kesempatan ini, Prof Arif memaparkan fokus IPB University ke depan yakni socioentrepreneur University. Menurutnya, untuk menghadapi era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) dari kondisi yang fragile, harus berubah menjadi agile. 

“Perlu soft skill baru, kemudian perlu diterjemahkan bagaimana IPB University merespons. Kita buat tipologi IPB University yakni menjadi Socio-entrepreneur University. Kita memiliki riset yang kuat, lalu ditambah entrepreneurship. Saat ini lulusan kita yang berbisnis masih minim, belum banyak yang kelas kakap. Untuk itu, IPB University akan menyiapkan entrepreneur by design,” ujarnya.

Upaya IPB University menciptakan socio-entrepreneur by design adalah dengan melakukan talent mapping kepada mahasiswa baru. Sejak tahun pertama, kampus sudah mengetahui berapa persen mahasiswa barunya yang memiliki minat dan bakat di bidang entrepreneur. 

“Itu kita coba sehingga begitu masuk, mahasiswa sudah tahu minat bakatnya, lalu kita siapkan kanal-kanalnya. Tahun pertama, ada pelatihan-pelatihan untuk awareness atau membangun kesadaran. Tahun kedua, business planning. Tahun ketiga kita siapkan  mentoring bisnis, mereka sudah masuk startup school atau CEO school. Dan tahun keempat inkubasi bisnis. Ini upaya kita untuk menghasilkan lulusan yang memiliki mental entrepreneur yang baik,” kata Prof Arif.

Ia menambahkan,  “Di sinilah saya minta bantuan alumni di media untuk memberikan input, masukan, insight terhadap apa yang sudah dilakukan untuk penyempurnaan ke depan. Ke depan dapat diadakan pertemuan serupa setiap bulannya untuk update terbaru inovasi-inovasi IPB, agar teman-teman media paham tentang teknologi, inovasi, kebijakan-kebijakan kita yang masih butuh penyempurnaan dan publikasi ke publik.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement