Jumat 31 Jul 2020 05:45 WIB

Belajar Daring Sebaiknya tak Lebih dari 90 Menit

Belajar daring bukan alasan untuk mengabaikan batasan sreen time anak.

Anak-anak siswa SD belajar bersama jalan kampung di Bintaran Kidul, Yogyakarta, Rabu (29/7). Layanan Internet Masyarakat (LIMas) memberikan kases internet gratis untuk anak-anak untuk mempermudah kegiatan belajar secara daring.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anak-anak siswa SD belajar bersama jalan kampung di Bintaran Kidul, Yogyakarta, Rabu (29/7). Layanan Internet Masyarakat (LIMas) memberikan kases internet gratis untuk anak-anak untuk mempermudah kegiatan belajar secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses belajar jarak jauh yang dilakukan anak dari rumah membuat anak mau tak mau lebih sering terpapar layar komputer, laptop atau handphone. Namun perubahan kebiasaan ini bukan alasan buat orangtua mengabaikan batasan waktu anak terpapar layar gawai screen time bagi anak.

Orangtua perlu mengontrol agar anak tak terpapar layar digital terlalu lama demi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Dokter spesialis anak Ahmad Suryawan memaparkan pedoman screen time untuk anak dari berbagai rentang usia.

Baca Juga

Anak usia dua hingga enam tahun (prasekolah) diperbolehkan menonton secara digital, namun durasinya maksimal 60 menit per hari. Untuk anak usia 6-12 tahun yang duduk di bangku sekolah dasar, screen time sebaiknya tidak lebih dari 90 menit.

Ahmad menyarankan orangtua agar berdiskusi dengan pihak sekolah sehingga pembelajaran jarak jauh secara daring tidak melebihi 90 menit sehari.

"Pastikan penggunaan media atau screen time tidak jadi kebiasaan sebelum mengerjakan pekerjaan sekolah," kata dia di bincang-bincang “Jaga Kesehatan, Belajar di Rumah, Bebas Stres" Frisian Flag, Rabu (29/7).

Ia menyarankan orangtua memastikan alokasi waktu anak untuk tidur, beraktivitas secara aktif yang melibatkan gerak fisik dan kegiatan harian penting lain tidak terkikis oleh penggunaan media.

Pada usia ini, durasi tidur anak yang ideal adalah 9-11 jam.

Untuk anak usia sekolah menengah, yakni 12-18 tahun, screen time disarankan tidak lebih dari dua jam. Anak yang lebih besar sudah memahami konsep keseimbangan waktu, jadi orangtua bisa membantu mereka mengelola jadwal penggunaan media setiap hari.

Menurut Ahmad, durasi screen time yang berlebihan pada anak usia dini bisa menimbulkan gangguan perkembangan, gangguan bicara-bahasa, gangguan perilaku dan sosial serta emosi juga gangguan kecerdasan.

Interaksi antara orangtua dan anak juga dapat berkurang. Untuk bisa mengurangi waktu anak terpapar gawai, orangtua juga perlu mawas diri. Jika ingin perilaku anak berubah, orangtua pun harus mengurangi durasi berkutat di hadapan layar gawai.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement