Rabu 29 Jul 2020 21:05 WIB

Jaringan HIN di Jawa dan Sumatra Masih Dapatkan Tamu

Tingkat okupansi hotel-hotel HIN di luar Bali perlahan terus mengalami peningkatan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas hotel menggunakan pelindung wajah membersihkan lantai di Hotel Grand Inna, Padang, Sumatra Barat. Jaringan hotel di bawah PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group di Jawa dan Sumatra disebut masih mendapatkan tamu.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas hotel menggunakan pelindung wajah membersihkan lantai di Hotel Grand Inna, Padang, Sumatra Barat. Jaringan hotel di bawah PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group di Jawa dan Sumatra disebut masih mendapatkan tamu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan hotel di bawah PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group di Jawa dan Sumatra disebut masih mendapatkan tamu. Hal ini ditopang aksesibilitas jalur darat yang memungkinkan masyarakat berwisata singkat di lokasi yang relatif dekat.

Direktur Utama HIN Iswandi Said mengaku bersyukur sejumlah hotel yang ada di Jawa dan Sumatra masih kerap mendapatkan tamu. Faktor aksesibilitas menjadi alasan mengingat masyarakat di Jawa masih dapat menggunakan jalur darat dengan kendaraan pribadi menuju tempat wisata di Yogyakarta atau Medan dan Padang bagi masyarakat di Sumatra.

Baca Juga

"Kondisi ini berbeda dengan industri pariwisata di Bali yang masih sangat tergantung pada moda transportasi udara," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (29/7).

Iswandi menyebut tingkat okupansi hotel-hotel HIN di luar Bali perlahan terus mengalami peningkatan. Iswandi berharap keputusan Pemprov Bali membuka kembali aktivitas pariwisata mendongkrak tingkat okupansi hotel HIN di Bali. 

Iswandi menilai tekanan yang dialami industri perhotelan cukup berat selama pandemi. Rata-rata okupansi hotel di bawah HIN selama periode Januari hingga Juli hanya berkisar di angka 32 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebelum pandemi yang mencapai 75 persen. 

"Tren paling terpuruk itu April lalu, sama sekali turun," ucap Iswandi. 

Kondisi yang sama juga terjadi terhadap tujuh hotel HIN dengan total kapasitas 1.700 kamar yang ada di Pulau Dewata. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu menyentuh di angka 80 persen, okupansi hotel HIN di Bali hanya berada di kisaran 30 persen selama pandemi.

Iswandi menilai hal disebabkan penurunanan jumlah kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Ia menyebut 65 persen tamu di HIN selama ini berasal dari wisman, sementara 35 persen sisanya dari wisatawan nusantara (wisnus).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement