Selasa 28 Jul 2020 23:30 WIB

Sekolah Perlukan Sistem Pengaduan Perundungan

Sekolah semestinya memiliki sistem pengaduan yang terorganisasi dengan baik.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andi Nur Aminah
Tangkapan layar kasus bully atau perundungan yang dilakukan beberapa orang siswa laki-laki SMP terhadap seorang siswi wanita di sebuah SMP di Purwerejo, Jawa Tengah. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Tangkapan layar kasus bully atau perundungan yang dilakukan beberapa orang siswa laki-laki SMP terhadap seorang siswi wanita di sebuah SMP di Purwerejo, Jawa Tengah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai siswa baru, tak jarang anak-anak merasa takut melaporkan peristiwa perundungan yang terjadi kepada dirinya. Hal itu pula tak jarang dikarenakan yang melakukan perundungan melakukan ancaman terhadap yang dirundung.

Psikolog klinis, Astrid Wen, mengatakan sekolah semestinya memiliki sistem pengaduan yang terorganisasi dengan baik. "Tanpa membuka identitas pengadunya," kata Astrid dalam Online Talkshow: Lawan Bullying dengan Komedi, Kerja Sama Allianz Indonesia dengan EDU Foundation beberapa pekan lalu. 

Baca Juga

Sekolah juga diminta untuk melakukan investigasi pelaku perundungan dengan baik. Setelah ditemukan pelaku dengan bukti-bukti yang kuat, pelaku perundungan mendapatkan rehabilitasi dan pendampingan agar tidak terus menjadi pelaku. 

Pendampingan, kata dia, dilakukan secara hangat oleh guru-guru yang juga hangat sekaligus tegas. Guru tersebut diharapkan bisa lebih kuat untuk memberikan pendampingan pelaku perundungan. 

Di samping itu, biasanya orang-orang yang membela temannya yang merupakan korban perundungan juga akan menajdi orang yang dirundung. Sebab, orang yang merundung itu ingin membuktikan siapa yang paling kuat di antara mereka. 

"Sebenarnya perundungan itu main adu kekuatan. Nah kita kasih tahu bahwa kekuatan itu tidak hanya tentang kekerasan," jelas dia. 

Orang-orang yang melakukan perundungan biasanya mencari orang-orang yang memang penakut, tak mau mengaku, lemah, dan penakut. Orang yang diam biasanya menjadi sasaran perundungan karena dia tak akan melapor. 

"Setidaknya yang dirundung, tetap bicara kepada teman untuk mencurahkan isi hati dan ada strategi bagaimana cara menghindari dan tidak kena bully lagi," kata dia. 

Pada saat bercerita dengan teman, teman tersebut bisa menjadi saksi atas kasus perundungan. Dia juga menyarankan untuk tetap mengumpulkan bukti-bukti dan mencatat situasi dan kondisi secara faktual untuk diberikan kepada pihak yang berwajib. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement