Selasa 28 Jul 2020 17:12 WIB

Kenali Gejala Asma pada Anak

Asma pada anak tak selalu berasal dari faktor genetik.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Inhaler asma. Gejala asma pada anak bisa dikendalikan agar tak sering muncul.
Foto: EPA
Inhaler asma. Gejala asma pada anak bisa dikendalikan agar tak sering muncul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika asma anak kambuh, ayah dan ibu tidak jarang mengalami kepanikan. Anak bisa menjadi batuk, sesak, dan terdengar siulan nyaring saat menarik napas alias mengi.

Dokter spesialis anak, dr Agnes Tri Harjaningrum, menjelaskan bahwa asma adalah peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan kesulitan bernapas. Saluran napas di paru menyempit, mengalami pembengkakan, dan penuh dengan mukus.

Baca Juga

"Kalau sudah terkena asma, tidak dapat disembuhkan total, tapi dapat dikendalikan agar gejalanya tidak sering muncul," kata Agnes saat menjadi pemateri pada webinar Telkomedika bertajuk "Asma pada Anak, Apa yang Harus Moms Ketahui?", Selasa (28/7).

Kapan harus mencurigai bahwa anak mengidap asma? Agnes menyampaikan, pengidap asma biasanya mengalami batuk dan/atau mengi yang kemunculannya berulang.

Gejalanya semakin berat saat malam dan dini hari. Keluhan itu timbul bila ada pencetus.

Biasanya, ada riwayat alergi pada pasien atau keluarga pasien, yang kemudian menurun ke anak. Penanda lain, anak dipastikan mengidap asma jika responsif terhadap obat asma. Artinya, gejala hilang secara spontan setelah mendapat obat asma.

Faktor risiko mengidap asma bukan hanya murni genetik akibat adanya riwayat keluarga atopi/alergi. Ada pula anak pengidap asma akibat faktor non-genetik seperti kegemukan, ibu merokok saat hamil, juga terpapar asap, polusi, dan bahan kimia.

Apabila anak sudah dipastikan mengidap asma, langkah berikutnya adalah melakukan klasifikasi asma. Agnes menginformasikan, pengelompokan itu berdasarkan kekerapan gejala, derajat serangan, dan derajat kendali.

Kekerapan gejala terbagi dalam intermiten (kurang dari enam kali setahun) dan persisten (lebih dari satu kali sebulan sampai hampir tiap hari). Sementara itu, klasifikasi berdasarkan serangan bisa ringan-sedang, berat, dan ancaman gagal napas.

Setelah mengetahui pengelompokan tersebut dan berkonsultasi dengan dokter, orang tua bisa mengetahui klasifikasi asma berdasarkan derajat kendali. Apakah asma pada anak tidak terkendali, terkendali sebagian, atau terkendali dengan/tanpa obat.

"Biasanya saya meminta orang tua mencatat kapan saja gejala kambuh. Orang tua perlu mengetahui ini supaya bisa memberikan terapi yang tepat. Jika asma terkendali dengan baik, kualitas hidup anak akan tetap baik, anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai potensi genetiknya," ucap Agnes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement