Selasa 28 Jul 2020 09:48 WIB

Kim Jong-un: Senjata Nuklir Jamin Keselamatan Negara

Kim mengatakan pengembangan senjata nuklir bertujuan menangkan kekuatan absolut

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pengembangan senjata nuklir bertujuan menangkan kekuatan absolut. Ilustrasi.
Foto: AP/KCNA via KNS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pengembangan senjata nuklir bertujuan menangkan kekuatan absolut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan senjata nuklir yang dimiliki oleh negara akan menjamin keselamatan seluruh warganya di masa depan meski ada tekanan dari luar dan ancaman militer. Hal tersebut dituturkan Kim dalam perayaan 67 tahun Perang Korea 1950-1953 yang jatuh pada 27 Juli.

Kim mengundang sejumlah veteran dalam sebuah resepsi untuk merefleksikan Perang Korea. Dalam pidatonya, Kim mengatakan pengembangan senjata nuklir Korut bertujuan untuk memenangkan "kekuatan absolut" dan mencegah konflik bersenjata lainnya.

Baca Juga

"Sekarang kami mampu mempertahankan diri dalam menghadapi segala bentuk tekanan intensitas tinggi dan ancaman militer dari pasukan imperialis dan musuh," ujar Kim seperti dilaporkan oleh KCNA.

Kim menjamin keselamatan dan masa depan Korut karena memiliki senjata nuklir yang digunakan sebagai pertahanan diri yang efektif. Kim menyatakan berkat senjata nuklir yang dimiliki Korut maka tidak akan ada lagi perang di masa depan.

"Berkat penangkal nuklir pertahanan diri yang andal dan efektif, tidak akan ada lagi perang dan keselamatan dan masa depan negara kita akan dijamin selamanya," ujar Kim.

Pidato Kim disampaikan di tengah pembicaraan denuklirisasi yang tersendat dengan Amerika Serikat (AS). Kim dan Presiden AS Donald Trump bertemu pertama kalinya pada 2018 di Singapura. Pertemuan tersebut meningkatkan harapan untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklir Pyongyang. Namun tidak ada kesepakatan dalam pertemuan itu.

Kim dan Trump kemudian kembali mengadakan pertemuan puncak pada 2019 di Vietnam. Negosiasi dalam pertemuan kedua tersebut juga menemui jalan buntu.

Beberapa waktu lalu, Korea Selatan (Korsel) mendorong Washington dan Pyongyang untuk kembali membuka dialog mengenai nuklir sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang. Namun, Korut enggan melakukan pembicaraan dengan AS. Pyongyang mendesak Seoul agar tidak ikut campur dengan urusan dalam negeri Korut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement