Selasa 28 Jul 2020 00:09 WIB

Pemda Diminta Awasi Protokol Kesehatan di 8 Klaster

Peningkatan kasus menunjukkan pelaksanaan protokol kesehatan tidak sempurna.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta jajaran di tingkat daerah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengawasi penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di delapan kluster. Delapan klaster yang terkait dengan kerumunan, yakni pasar dan tempat perikanan ikan, pesantren, transmisi lokal di daerah, fasilitas kesehatan, seminar, mal, tempat ibadah, dan perkantoran. 

Jika timbul kasus positif di kluster terkait, Satgas di daerah perlu segera melacak kontak dekat kasus tersebut. “Kalau ada peningkatan kasus, berarti ada yang tidak sempurna pelaksanaannya, mohon petugas dikerahkan untuk disiplin warga atau orang-orang yang bekerja di situ,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara daring dari Kantor Presiden, Jakarta, Senin (27/7).

Baca Juga

Satgas Covid-19 telah memetakan dan terdapat delapan kluster yang dominan menjadi sumber penularan virus Corona tipe baru, yaitu pasar yang juga termasuk tempat pelelangan ikan, hingga perkantoran. “Klaster penyumbang kenaikan kasus di Indonesia adalah tempat berkerumun. Pertama, pasar dan tempat pelelangan ikan di mana masyarakat sering berkumpul,” kata dia.

Klaster lainnya yang dominan menjadi sumber penularan adalah pesantren, fasilitas kesehatan, seminar, pusat perbelanjaan atau mal, tempat ibadah, dan juga transmisi lokal. “Fasilitas kesehatan perlu menjadi perhatian karena ini sumber penularan tinggi,” ujarnya.

Wiku menekankan hal penting yang perlu diterapkan masyarakat adalah mengubah perilaku untuk mengutamakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta berjaga jarak. “Kami paham memakai masker mungkin tidak nyaman, tapi sangat penting untuk perbaikan kita bersama, demikian juga beberapa masyarakat menggunakan face shield (pelindung wajah) jika merasa tidak cukup hanya menggunakan masker,” ujarnya.

Saat ini, masyarakat perlu memahami krisis kesehatan masih terjadi di Tanah Air. Selain upaya pemerintah, ujar Wiku, masyarakat juga dapat bergotong royong untuk menjaga sesama individu. 

Misalnya, masyarakat dapat saling mengingatkan satu sama lain mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan. “Kondisi yang ada menunjukkan krisis belum berlalu. Indonesia masih krisis, perlu waspada, saling mengingatkan disiplin kolektif agar kasus dapat ditekan dan proses kesembuhan ditingkatkan,” ujar dia.

Hingga Senin ini, kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia mencapai 100.303 kasus, dengan 4.838 pasien Covid-19 telah meninggal, dan 58.173 pasien telah dinyatakan sembuh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement